Mari Terus Jaga Kebhinekaan

  • Whatsapp
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya (tengah), Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Riau, Ahmad Supardi Hasibuan (kiri) bertukar cindera mata disaksikan Kakawil Kemenag NTT, Marselinus Sarman.

KUPANG, beritalima.com – Para pejuang dahulu bermodalkan semangat membara dan senjata seadanya, telah berhasil mempersatukan wilayah Indonesia yang luas dan beraneka latar belakang.
“ Akan sangat berdosa jika kita tidak mampu menjaga dan mempertahankan Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Kita memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengawal kebhinekaan ini”, kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya saat menerima kunjungan rombongan Koordinasi Peningkatan Harmonisasi dan Pengelolaan Kerukunan Umat Beragama dari Provinsi Riau di Ruang Rapat Gubernur, Selasa (14/2) lalu.

Lebu Raya menandaskan, NTT sebagai salah satu daerah terluar NKRI sangat menjunjung tinggi semangat pluralisme. Dengan komposisi penduduk sekitar 85 % beragama Kristiani, toleransi antara umat beragama sangat tinggi.

“ Ada modal sosial berupa kearifan-kearifan lokal yang memperteguh kerukunan umat beragama di NTT. Hubungan kekeluargan dan persaudaraan menjadi tali pengikat yang kuat. Pernah Pada tahun 1998, ada upaya untuk meluluhlantakan fondasi toleransi tersebut, namun tidak berhasil. Sampai sekarang, umat beragama hidup berdampingan dengan damai. Hari-hari besar keagamaan dirayakan secara bersama dan melibatkan pemeluk agama lain. Acara natal dan halal bihalal bersama sudah menjadi tradisi masyarakat,” demikian ungkap Gubernur Lebu Raya dalam pertemuan tersebut.

Dikatakannya, Pemerintah Provinsi NTT selalu berupaya menjalin kemitraan dengan para pemuka agama.

“ Minimal dua kali setahun, kami secara rutin bertemu dengan para pemuka agama. Dalam kesempatan tersebut, mereka diberi ruang untuk memberikan masukan dan mengevaluasi berbagai kebijakan yang telah dijalankan”, ujarnya.
Dengan ini, para pemuka agama tidak lagi berperan seperti pemadam kebakaran, tetapi sungguh merasa dilibatkan dalam setiap proses pembangunan.
“ Setiap tahunnya kita juga menganggarkan bantuan untuk lembaga keagamaan untuk mendorong usaha ekonomi produktif umat serta membantu pembangunan rumah ibadat. Komunikasi dengan Forkompinda juga diintesifkan setiap bulannya demi menjaga kedamaian di bumi Flobamora”, pungkas Gubernur Lebu Raya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau, Ahmad Supardi Hasibuan selaku ketua rombongan menguraikan secara singkat profil Provinsi Riau serta tujuan kedatangan mereka.

Dia mengungkapkan, sebagai daerah yang terkenal dengan sebutan Negeri Pujangga dan Negeri Asal Bahasa Melayu, Orang Riau sejak zaman kerajaan sudah sangat terbuka dengan orang luar. Dengan jumlah penduduk, sekitar 6,3 juta jiwa yang tersebar di dua kotamadya dan sembilan kabupaten, penduduk aslinya adalah orang Melayu.

“Sebagian besar penduduk Riau beragama Islam. Sampai sekarang, tidak ada persoalan konflik agama yang berarti di daerah kami. Tujuan kedatangan kami adalah untuk belajar tentang kehidupan umat beragama di NTT karena pada akhir Tahun 2015 NTT dianugerahi Penghargaan Provinsi dengan Kerukunanan Beragama Terbaik dari Kementerian Agama. Selain itu, kami juga mendengar tentang adanya Laboratorium Sosial di sini,” jelas Ahmad Supardi.

Ke-45 anggota rombongan ini terdiri dari Unsur Pimpinan dari Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau dan 11 Kabupaten/Kota, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi dan Kabupaten/Kota. Seturut agenda, kunjungan tersebut akan berlangsung selama 3 hari, terhitung mulai tanggal 14 hingga 16 Februari nanti. Hari Pertama ini, rombongan akan mengunjungi beberapa tempat ibadah di Kota Kupang. Hari kedua akan diisi dengan kunjungan ke tempat wisata di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.

Tampak hadir pada pertemuan tersebut, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT, Marselinus Sarman beserta jajaran pejabat struktural, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat NTT, Barthol Badar dan Kepala Biro Humas NTT, Semuel Pakereng. (Ang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *