Masa Pandemi Covid-19, Hetifah Desak Pemerintah Fokus Wisatawan Nusantara

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Dr Hj Hetifah Sjaifudian mendesak Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam masa wabah pandemi virus Corona (Covid-19) ini fokus pada wisatawan nusantara dan tetap mempromosikan pelancong mancanegara.

Itu diungkapkan Hetifah dalam diskusi Empat Pilar MPR RI dengan tema ‘Kebangkitan Pariwisata dari Pandemi sebagai Pondasi Ekonomi Nasional’ bersama Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf, Sekretaris Deputi Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparkraf) Hariyanto dan Penulis buku Naked Traveler Series, Trinity yang digelar secara tatap muka dan virtual di Press Room Gedung Nusantara III Komplek Parlemen Senayan, Jakarta awal pekan ini.

Dikatakan Hetifah, saat pandemi seperti sekarang, sebaiknya pemerintah fokus kepada wisatawan nusantara demi keselamatan jiwa sekaligus keselamatan ekonomi nasional. “Semua harus mensupport Pemerintah Daerah terkait wisata ini dengan menerapkan protokol kesehatan melalui Kesehatan, Kebersihan, Keselamatan, Klestarian lingkungan (4K).”

Dengan menerapkan 4 K itu, ungkap wakil rakyat dari Dapil Kalimantan Timur ini, wisatasan tidak merusak ketika menikmati keindahan alam, melainkan sebaliknya melestarikannya sehingga semua bisa berwisata dengan aman, nyaman dengan harganya terjangkau.

Selama wabah pandemi Covid-19, lanjut Wakil Ketua DPP Partai Golkar 2020-1025 ini, ada dana hibah dan Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk pariwisata, meski BLT tersebut tak cukup untuk menstimulus pariswisata secara nasional.

Untuk itu dia mengusulkan revisi UU No: 10/2009 tentang pariwisata guna pengawasan, kebijakan dan anggaran ini bisa mendorong tumbuhnya wisata sekaligus perekonomian nasional pasca pandemi. “Saat ini yang terpenting membangun kepercayaan kepada masyarakat,” tutur Hetifah.

Sedangkan Dede Yusuf mengatakan jika selama pandemi sekitar setahun terakhir ini masyarakat ingin keluar rumah dengan berwisata. Bahkan di hari Jumat, Sabtu, dan Minggu destinasi wisata di Bandung saja mencapai 90 – hingga 100 persen wisatawan memenuhi tujuan wisata.

Ada pula yang sudah memesan tiga bulan sebelumnya, akibat antrean pemesanan untuk wisata tersebut. “Toh, pemasukan dari wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara itu hampir sama. Jadi, sudah seharusnya pemerintah fokus pada wisatawan dalam negeri.”

Selain menerapkan 4 K juga penting perbaikan infrastruktur, diupload ke media sosial, meningkatkan keterampilan (up skilling) program wisata, dan apalagi tidak semua tersertifikasi, namun melakukan promosi ke luar negeri. “Jangan sampai begitu pasca pandemi akibat tak ada promosi ke mancanegara, pariwisata kita tenggelam,” tutur tutur Dede Yusuf.

Hariyanto mengatakan pemasukan dari pariwisata tersebut bahkan pernah melampaui pendapatan dari minyak sawit (CPO). Namun, saat ini secara global semua terdampak covid-19. Karena itu dalam pariwisata ini pemerintah fokus pada Program Sertifikasi Clean, Health, Safety andn Environment (CHSE) atau Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, dan Kelestarian Lingkungan adalah proses pemberian sertifikat kepada usaha pariwisata, usaha/fasilitas lain terkait, lingkungan masyarakat, dan destinasi pariwisata. “Semua diatur dan tinggal menerapkannya secara ketat, khususnya dalam protokol kesehatan yang lebih baik.”

Namun, dia kecewa pada wisatawan dalam negeri yang ternyata mengabaikan protokol kesehatan selama ini. “Di daerah perilaku hidup masyarakat sendiri justru seperti tidak terjadi apa-apa. Selain tak pakai masker, mereka malah ngumpul-ngumpul. Ini kan mengkhawatirkan kita yang sadar akan pentingnya kesehatan dari covid-19. Jadi, saya sendiri masih agak parno, khawatir dengan kondisi itu,” demikian Hariyanto. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait