Masyarakat Kelas Menengah Bangkit Untuk Menjaga Indonesia

  • Whatsapp

JAKARTA, beritalima.com | Menyikapi aksi penolakan beberapa kelompok masyarakat terkait pengesahan UU Cipta Kerja yang berakhir dengan terjadinya kerusuhan yang meresahkan, beberapa individu anggota masyarakat yang anti kekerasan tergerak untuk bangkit memberikan kontribusi pemikiran dan bantuan edukasi kepada Pemerintah. Salah satu kelompok  tersebut adalah Barisan Masyarakat Anti Kekerasan (BASKARA). 
Kehadiran kelompok BASKARA yang merupakan kelompok independen dan bersifat non-politis ini diinisiasi oleh beberapa tokoh masyarakat dari berbagai kalangan mulai akademisi, tokoh budaya, aktivis sosial dan beberapa profesi yang lain. Menurut Agnes Lourda Hutagalung yang ditunjuk menjadi Ketua Presidium BASKARA, fokus utama gerakan organisasi ini adalah untuk menciptakan kedamaian dan ketentraman di masyarakat.


“Kami sangat mengutuk keras terjadinya kerusuhan yang anarkis. Seharusnya kalau mau menyuarakan pendapat bisa dilakukan dengan cara yang lebih elegan dan mendidik. Pengerahan massa yang sangat banyak dalam kondisi saat ini sangat rentan disusupi dan ditunggangi oleh beberapa kelompok yang ingin menciptakan kegaduhan dan kerusuhan di negeri ini,” ujar Lourda Hutagalung di Jakarta pada Rabu (14/10/2020)
Untuk itu menurut Lourda, BASKARA akan melakukan pendekatan kepada semua pihak untuk sama-sama mengendalikan diri dan menyalurkan aspirasi sesuai dengan mekanisme konstitusional yang tersedia. Lourda mengatakan bahwa BASKARA juga akan melakukan program edukasi kepada masyarakat terkait UU Cipta Kerja, agar bisa meningkatkan pemahaman dari masyarakat akan manfaat UU ini bagi para pekerja dan calon pencari kerja.


Budayawan Jajang C. Noer yang tergabung dalam BASKARA juga mengungkapkan keprihatinannya terkait terjadinya anarkisme yang kembali terjadi. “Jujur saya sangat prihatin melihat keberingasan anak-anak muda yang melakukan pengrusakan fasilitas umum. Perilaku anarkisme sebetulnya bukan genetika dasar bangsa ini yang penuh empati dan kesantunan. Ini menjadi PR besar bagi kita semua agar perilaku masyarakat Indonesia ke depan kembali ke jati diri bangsa yang humanis dan peduli antar sesama,” ujar Jajang dengan prihatin.
Di bagian lain Fara Marina Siahaan, salah satu inisiator kelompok BASKARA mengungkapkan: “Kami juga telah menyampaikan surat resmi kepada Kapolri dan Panglima TNI yang intinya memberikan dukungan sepenuhnya kepada TNI-Polri dalam menjalankan tugas negara mengamankan situasi,” pungkasnya


Dalam waktu dekat BASKARA juga akan memasang spanduk edukasi yang simpatik di berbagai titik kota di Jakarta untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang UU Cipta Kerja. “Menurut kami, banyak masyarakat yang kurang memahami secara utuh perlunya UU Cipta Kerja. Mereka justru lebih banyak terpengaruh hasutan dari media sosial yang bersifat hoax terkait keberadaan UU ini,” kata Sari Sutardjo salah seorang pimpinan BASKARA.


Di samping itu menurut beberapa aktivis BASKARA, antara Baney Bhirowo dan Sonratho, BASKARA akan terus aktif mencegah terjadinya anarkisme yang destruktif, dengan cara memberikan pesan-pesan edukasi di media sosial untuk meluluskan penyesatan informasi yang dilakukan oleh beberapa pihak yang menunggangi aksi penolakan terhadap UU Cipta Kerja.


BASKARA juga akan memberikan masukan dan saran kepada Pemerintah dan DPR RI tentang sosialisasi publik UU Cipta Kerja. Menurut ahli komunikasi publik Petty Tunjung Sari yang juga anggota Presidium BASKARA mengatakan: “Harus diakui Pemerintah  kurang optimal menyampaikan informasi publik terkait perlunya UU Cipta Kerja ini. Untuk itu kami akan memberikan masukan dan saran sekaligus membantu Pemerintah untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait manfaat dan perlunya UU ini,” papar Petty Tunjung Sari lebih lanjut.


Kehadiran kelompok masyarakat kelas menengah seperti BASKARA ini merupakan angin segar kepekaan dan kepedulian masyarakat terhadap masalah yang dihadapi oleh bangsa ini. Pengamat Sosial Politik Rudi S Kamri saat dihubungi media juga mengungkapkan kegembiraannya atas hadirnya kelompok BASKARA. “Ini suatu pencerahan kepada seluruh anak bangsa, bahwa hadirnya kelompok seperti BASKARA ini menunjukkan empati sosial masyarakat Indonesia masih ada. Saya berharap kehadiran BASKARA ini akan diikuti oleh munculnya kelompok-kelompok lain yang peduli dengan masalah kebangsaan,” jelas Rudi. (rr)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait