MBKM Ciptakan Calon Pemimpin Masa Depan Yang Berkualitas.

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Kantor Manajemen Kampus Merr C yang biasanya dipenuhi mahasiswa Unair berjaket biru, kali ini terlihat berwarna-warni. mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi memenuhi aula Garuda Mukti untuk mengikuti gelaran Pelepasan dan Penyambutan Mahasiswa Outbound dan Inbound Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) 2023

Universitas Airlangga (Unair) menyambut kedatangan peserta Pertukaran Mahasiswa Merdeka tahun 2023 yang dihadiri oleh rektor Unair beserta jajaran dan perwakilan fakultas. Program ini merupakan program mobilitas mahasiswa yang dilakukan selama satu semester. Mahasiswa peserta program ini bisa memilih perguruan tinggi dan program studi tujuan sesuai dengan keinginan masing-masing.

Mahasiswa itu akan menghabiskan waktu untuk belajar di Universitas Airlangga selama tiga sampai lima bulan ke depan. Karena tingginya jumlah mahasiswa yang diterima, Universitas Airlangga menempati urutan ketiga perguruan tinggi penerima peserta PMM terbanyak.

Sebagai gantinya, Universitas Airlangga juga mengirimkan enam belas mahasiswa terbaiknya untuk menjalani program PMM outbound ke perguruan tinggi penerima yang tersebar di 11 perguruan tinggi di luar Pulau Jawa.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau MBKM saat ini menjadi perbincangan hangat di dunia pendidikan. Dulunya, kampus menjadi tempat untuk belajar bagi mahasiswa dan juga dosen secara tatap muka langsung.

Pada program pembelajarannya sebuah kampus seringkali menerapkan konsep pembelajaran dimana dosen menjadi seorang sumber utama. Ini tentunya akan menjadikan mahasiswa kurang mandiri dalam menyelesaikan berbagai upaya pemecahan masalah yang harus di selesaikan.

Selama ini pada dasarnya sebuah kampus sendiri menerapkan sistem pembelajaran dengan SKS yang hampir keseluruhan mengharuskan adanya kegiatan belajar didalam kelas. Ini menunjukkan kurangnya kemerdekaan belajar yang harus dijalankan oleh setiap mahasiswa dalam melakukan pembelajarannya.

Untuk itulah muncul gagasan dan sudah menjadi program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbud ristek) yaitu Merdeka belajar Kampus Merdeka atau sering disebut dengan MBKM.

Dalam Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ada 2 hal besar yang perlu diketahui yaitu Merdeka belajar adalah memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, dan merdeka dari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit serta mahasiswa diberikan kebebasan untuk memilih bidang yang mereka sukai.

Sementara Kampus merdeka adalah pada dasarnya menjadi sebuah konsep baru yang membiarkan mahasiswa mendapatkan kemerdekaan belajar di perguruan tinggi. Konsep ini pada dasarnya menjadi sebuah lanjutan dari sebuah konsep yang sebelumnya yaitu merdeka belajar.

Menurut Nadiem Makarim Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Program Kampus Merdeka Merdeka Belajar (MBKM) merupakan bagian dari kebijakan Merdeka Belajar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk mengasah kemampuan sesuai bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai persiapan karier masa depan. Adanya konsep belajar merdeka tentunya bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada mahasiswa untuk belajar diluar kampus. Konsep tersebut terus dikembangkangkan oleh Kemendikbud sebagai upaya untuk mendapatkan calon pemimpin masa depan yang berkualitas.

Dalam perhelatan inbound dan outbound tersebut, media ini sempat mewawancarai mahasiswa dari universitas Trisakti dan universitas Sam Ratulangi.

“Kami dari fakultas ekonomi dan bisnis prodi akuntansi. Kebetulan kami adalah mitra dari Unair. Jadi
kami bisa melihat lingkungan yang enggak cuma di tempat kami aja, jadi menambah pertemanan juga menambah ilmu, ilmu yang formal. Di Surabaya ini target saya setelah ini mungkin saya bisa menjadi pribadi yang dapat memanajemen waktu lebih baik lagi, terus bisa mendapatkan pertemanan juga dari lingkungan kami yang baru di sini,” terang Devita Ananta, salah satu peserta MBKM dari universitas Trisakti, Jakarta.

Devita mengaku pihaknya merasa sangat bangga bisa terpilih di MBKM, karena menurutnya universitas Airlangga adalah universitas terbaik selevel dengan UI.

“Tentu saja kuliah di Jawa membutuhkan persiapan, karena kami beda kebiasaan. Untuk itu kami banyak melakukan komunikasi dengan teman yang kuliah di Jawa. Menurut mereka universitas Airlangga itu hebat, karena itu kami benar-benar bangga bisa belajar disini,” sambungnya.

Devita menceritakan bahwa dia bersama tim yang terdiri dari 4 mahasiswa semester 5, harus benar-benar belajar untuk meningkatkan IPK sesuai target yang diinginkan, mereka juga mengemban misi menjaga nama baik universitas Trisakti.

“Diharapkan bahwa pengalaman itu bisa dibagikan ke adik-adik kelas, kami juga ingin nantinya bisa magang disini. Kayaknya menyenangkan. Ini tim kami
yang pertama ada Natasha Kirana Iskandar dan yang kedua ada Nur Aprilia Herlina, saya Devita Ananta dan Aliya. Kami juga berharap kehadiran kami disini disambut dengan baik,” sebutnya.

Sementara itu, mahasiswa dari Universitas Sam Ratulangi Manado menuturkan bahwa perjuangan untuk bisa terpilih mengikuti MBKM di Unair ini membutuhkan semangat dan kerja keras. Selama akhir semester 4, pihaknya mati-matian belajar untuk mencapai IPK 3,84.

“Saya sangat ingin merasakan belajar di Unair. Unair ini adalah universitas terbaik, jadi kita semua berlomba-lomba untuk meraih IPK tertinggi. Alhamdulillah, akhirnya saya bersama 2 rekan di fakultas seni budaya, fakultas ekonomi dan fakultas farmasi, ditugaskan mengikuti pertukaran mahasiswa di Unair. Tentu saja saya merasa bangga dan bahagia yang luar biasa,” ujarnya dengan senyum mengembang.

Irfan menyebutkan, selain mendapat amanat untuk menjaga nama baik universitas Sam Ratulangi, rencananya dia bersama tim akan mengunjungi beberapa destinasi wisata religi seperti Sunan Ampel, museum Tugu Pahlawan dan laboratorium pembuatan vaksin INAVAC. (Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait