TULUNGAGUNG, beritalima.com- Meningkatnya angka pengangguran setiap tahun di Indonesia merupakan kendala utama yang terjadi di masyarakat saat ini, tidak hanya yang lulusan SMP/MTS, bahkan yang menyandang gelar Sarjana pun masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan dan memiliki ketrampilan khusus.
Untuk mengurangi angka pengangguran dan mengantisipasi hal tersebut, SMKN 1 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, meluncurkan berbagai program dan inovasi.
Hal itu disampaikan oleh, Drs Masrur Hanafi, MM Selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Rejotangan Tulungagung. Senin, (4/9/2023).
Menurutnya, SMKN 1 Rejotangan mulai dari tahun 2019 hingga 2023 menjadi SMK pusat unggulan. Pemerintah memberi amanah dan menugaskan kepada sekolah SMK pusat unggulan untuk menanggulangi dan mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
“Mereka di usia-usia produktif harus bekerja. Program dan bantuan yang digelontorkan selama hampir lima tahun oleh Dirjen Vokasi, sekolah berinovasi serta dapat menyalurkan lulusan untuk bekerja secara profesional. Sinkronisasi antara kompetensi keahlian dan upah kerja yang sesuai”, ucapnya.
Lanjutnya, minimal SMKN 1 Rejotangan 80% siswanya diterima di Dunia Usaha dan Dunia Industri Kerja (Dudika), Kami punya program bukan 80% namun 100℅.
“Sekolah kami mempunyai program PPKS (Pusat Pengembangan Karir Siswa) yang sudah berjalan selama 3 tahun. Aplikasi tentang menyiapkan anak dari kelas satu dalam budaya kerja, budaya industri, cara bekerja, SOP di pekerjaan dengan dunia nyata,” lanjut Hanafi.
Diterangkan, seperti bekerja di market atau produksi makanan, siswa/wi mengetahui bagaimana bekerja sesuai tupoksi, itu yang disiapkan mulai dari kelas satu.
Selain itu, SMKN 1 Rejotangan mempunyai program yang sudah tersistem, berusaha mencarikan pekerjaan di sekitar wilayah Kabupaten Tulungagung
“Kami bersama tim berusaha mencarikan pekerjaan untuk siswa/wi bekerja di wilayah Tulungagung, namun tidak menutup kemungkinan jika ada peluang terbaik diluar Kabupaten Tulungagung akan kami sampaikan,” terangnya.
Hanafi menambahkan, pihaknya selalu jemput bola untuk melakukan negosiasi dan MOU dengan perusahaan-perusahaan. Bahwasanya, SMKN 1 Rejotangan siap mencetak tenaga kerja yang bisa diberdayakan.
Namun, kendala dalam pemilihan perusahaan atau tempat kerja pada peserta didik yaitu, persetujuan dari orang tua atau wali murid.
“Banyak kendala dan persoalan intern yang terjadi pada masing-masing siswa/wi, sehingga yang berkompeten belum tentu bisa bekerja diluar Kabupaten Tulungagung, karena belum tentu mendapat restu dari pihak keluarga,” pungkasnya. (Dst).