JAKARTA, Beritalima.com– Impian La Nyalla Mahmud Mattalitti menjadi Ketua DPD RI menjadi kenyataan. Melalui voting dalam pemilihan yang dilakukan di Gedung Nusantara V Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (1/10) malam, putra Jawa Timur kelahiran Jakarta, 10 Mei 1959 tersebut terpilih sebagai orang nomor satu di DPD RI.
Dalam voting, laki-laki kontoversial ini mendapatkan suara terbanyak. Dia meraih 47 suara dari 134 pemegang hak suara yang hadir. La Nyala mengungguli Nono Sampono sebagai saingan terdekatnya. Nono meraih 40 suara.
Sedangkan politisi senior Partai Golkar, Mahyuddin yang kali ini terpilih menjadi anggota parlemen melalui jalur DPD RI meraih 28 suara dan Sultan Bachtiar Najamuddin 18 suara. Satu suara dinyatakan abstein. Dengan hasil itu, Nono hanya berhak menjadi Wakil Ketua I, Mahyuddin menempati posisi Wakil Ketua II dan Sultan sebagai Wakil Ketua III.
Sebelumnya, pemailihan Ketua DPD RI dilakukan secara musyawarah mufakat. Namun, usaha demikian tidak membuahkan hasil sehingga pemilihan Ketua DPD RI terpaksa dilakukan dengan cara voting. Dalam voting, La Nyala meraih suara terbanyak.
Sukses La Nyala menduduki kursi Ketua DPD RI yang sebelumnya ditempati Oesman Sapta Odang (OSO) tidak terlepas dari dukungan penuh kubu Kanjeng Ratu (KGR) Hemas.
Jauh sebelum pemilihan, kubu Ratu Hemas terang-terangan memberikan dukungan kepada La Nyala. Bahkan kubu Hemas yang ‘terzalami’ pada kepengurusan DPD RI periode lalu memberikan dukungan tertulis kepada La Nyala.
Setelah voting dan disahkan pada Sidang Paripurna, Pimpinan DPD RI terpilih langsung ditetapkan dan dilantik Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali pada dan dilanjutkan penyerahan palu sidang secara simbolik dari Pimpinan Sementara kepada Pimpinan terpilih.
“Saya bersyukur pemilihan Pimpinan DPD RI berjalan demokratis. Mulai sekarang saya siap bekerja sama dengan pimpinan dan seluruh anggota untuk melanjutkan marwah DPD RI. Kita bangun soliditas lembaga dan bersinergi membangun DPD RI yang memperjuangankan aspirasi masyarakat daerah,” kata La Nyala.
Untuk mempertahankan capaian, pembenahan, meningkatkan mekanisme kerja, DPD RI harus membangun sinergi dengan daerah dan aktif melihat permasalahan daerah. Bersinergi dan aktif melihat permasalahan daerah menjadi perhatian setiap anggota DPD RI baik sebagai representasi kelembagaan dan perseorangan.
Selain itu, perlu juga membangun sinergi dengan Lembaga MPR, DPR, Eksekutif dan lembaga negara lainnya. DPD Ri harus berpihak kepada daerah serta hadir dalam setiap pengambilan keputusan di pusat yang berpihak kepada daerah. “Saya mendorong DPD RI mewujudkan parlemen modern, aspiratif dan transformatif,” kata senator asal Jawa Timur itu.
Sebelumnya, Sidang Paripurna DPD RI telah melakukan pengesahan jadwal acara Sidang DPD RI awal masa jabatan 2019-2024. Sidang Paripurna tersebut dipimpim oleh Sabam Sirait Senator dari DKI yang merupakan anggota tertua, dan Jialyka Maharani Senator dari Sumatera Selatan sebagai anggota termuda.
“Untuk memandu agenda dan kegiatan kita pada awal masa jabatan, sebelum alat-alat kelengkapan dibentuk, kita perlu menetapkan jadwal persidangan DPD awal masa jabatan,” demikian Jialyka Maharani. (akhir)