beritalima.com | Seperti diketahui, memasuki malam 16 Ramadhan 1442 H, ada identitas khusus yang dilaksanakan umat Muslim. Tepatnya dalam pelaksanaan Shalat Witir, yaitu jangan lupa do’a qunut di rakaat akhir witir. Do’a qunut yang sebelumnya hanya dihaturkan saat shalat subuh, kini dihaturkan dalam ibadah malam Ramadhan. Berikut do’a qunut beserta artinya:
اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّ مَاقَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Artinya: “Ya Allah tunjukanlah aku sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan. Peliharalah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Berikanlah keberkahan kepadaku pada apa yang telah Engkau berikan. Selamatkanlah aku dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi. Bagi-Mu segala pujian di atas apa yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-MU. Semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia atas junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.”
Doa di atas adalah lafadz doa yang diajarkan Rasulullah SAW. Dalilnya adalah hadits Nabi yang diriwayatkan oleh cucu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yaitu Hasan Bin Ali Bin Abi Thalib:
عن الْحَسَن بْن عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قال
عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي قُنُوتِ الْوِتْرِ
“Rasulullah SAW mengajariku beberapa kalimat doa yang hendaknya aku ucapkan ketika qunut witir. (HR. Nasa’i).
Do’a Qunut dicontohkan Rasulullah SAW sebagai bentuk permohonan doa kepada Allah SWT tatkala mendapatkan keprihatinan. Hal ini dijelaskan dalam Shahih Bukhari Hadis 1241:
Dari Anas r.a., ia berkata: “Rasulullah saw. Melakukan qunut selama sebulan penuh di waktu para ahli yang pandai-pandai membaca Al-Qur’an dibunuh, sehingga belum pernah aku melihat wajah Rasulullah SAW sangat dukacitanya yang lebih tampak kesedihannya dari pada saat itu.”
Dengan begitu, makna Do’a Qunut adalah sebuah refleksi penghambaan diri pada Allah SWT. Rangkaian ibadah yang menjadi identitas saat bulan Ramadhan, tentunya bukan hanya do’a qunut, namun juga shalat witir dan shalat tarawih.
Dalam sebuah hadis dijelaskan perihal shalat witir: “Shalat malam itu dua (rakaat). Apabila salah seorang diantaramu takut terhadap Subuh, maka shalatlah satu rakaat sebagai penggasal (witir) terhadap shalat yang telah dikerjakan.” (Shahih Bukhari, hadis nomor 948).
Sedangkan dalam hadis nomor 950, dijelaskan bilangan shalat witir, yaitu berjumlah ganjil, sedikitnya satu rakaat dan dapat dilakukan maksimal 13 rakaat.
Rasulullah SAW juga bersabda bahwa shalat witir hendaklah dijadikan sebagai akhir shalat (shalat malam) seseorang, seperti yang tertuang dalam Shahih Bukhari, hadis nomor 956: “Jadikanlah akhir shalatmu di malam hari dengan witir.”
Hadis lainnya juga menguatkan keutamaan shalat witir sebagai akhir dari shalat, seperti halnya saat bulan Ramadhan, shalat witir dilaksanakan setelah shalat tarawih.
Shahih Bukhari Hadis nomor 954 menjelaskan: “Dari ‘Aisyah ra., berkata: ‘Setiap malam Rasulullah Saw melakukan witir dan witirnya berakhir sampai waktu sahur’.”
Dari hadis tersebut, diketahui bahwa shalat witir adalah pelengkap shalat malam, terlebih ketika kita ingin memenuhi malam hari dengan ibadah sehingga kita ingin berlama-lama dan berharap subuh (pagi hari) tidak segera datang.
Keutamaan berikutnya atas shalat witir adalah berkaitan dengan hajat (keinginan hidup) manusia. Hal ini dijelaskan dalam hadis nomor 949, bahwa salah satu sahabat Rasulullah, yaitu Abdullah bin Umar, memerintahkan kepada seseorang untuk melakukan shalat witir dari apa yang dihajatkan olehnya (keinginannya).
Dari keutamaan atas shalat witir dan do’a qunut, semoga kiranya semakin meningkatkan motivasi ibadah kita dan mempertebal iman kita. Allahumma Aamiin.
Oleh: Dr. Lia Istifhama, M.E.I