Bulan September 2020 nanti Jawa Timur mau punya gawe besar, yaitu Pilkada serentak di 19 kabupaten dan kota. Demokrasi kita mewajibkan menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah untuk mendapatkan seorang pemimpin yang mumpuni. Didalam Pilkada serentak Jawa Timur nanti akan dilakukan pemilihan calon Walikota dan Wakil Walikota dan calon Bupati serta Wakil Bupati secara serentak.
Berbeda dengan Pileg yang lebih didominasi oleh elektabilitas partai, Pilkada serentak cenderung ditentukan oleh figur kandidat, rekam jejak, dan program kerja calon Kepala Daerah. Elektabilitas partai berperan besar terhadap seorang caleg, jika elektabilitas partai itu besar otomatis akan menjadi nilai tambah, atau peluang tersendiri bagi seorang caleg bisa terpilih sebagai Anggota Dewan. Begitu sebaliknya jika elektabilitas partai kecil maka akan sulit seorang caleg akan terpilih sebagai Anggota Dewan.
Tetapi dalam Pilkada serentak figur calon Kepala Daerah sangatlah dominan, atau menentukan sekali, apakah calon tersebut akan terpilih atau tidak. Selain itu popularitas, elektabilitas, dan kredibelitas menjadi nilai tambah bagi seorang calon Kepala Daerah.
Dibutuhkan kerja ekstra, kerja cerdas, dan konsolitan tim pemenangan jika tidak ingin ketinggalan kereta. Sekali lagi, jika seorang calon Kepala Daerah ingin tetap eksis harus mau mengubah narasi, punya pession atau ciri khas tersendiri supaya tidak ditinggalkan oleh pemilihnya. Masih ada waktu sembilan bulan untuk berbenah.
Kita lihat saja bulan April 2020 nanti setelah ada ketetapan calon Kepala Daerah dari KPU. Apakah gaya kampanye calon Kepala Daerah dan timses akan berubah atau tetap sama. Yang jelas masyarakat kita sekarang sudah pintar, sudah melek politik, dan bisa menilai rekam jejak calon yang akan menjadi orang nomor satu di daerahnya. Mana calon pemimpin yang baik (baca: mumpuni) dan mana calon Kepala Daerah yang hanya tebar pesona saja.
Bagaimana pendapat Anda?
Semangat pagi saudaraku, selamat libur Natal dan Tahun Baru 2020, salam satu hati guyub rukun sehat dan sukses selalu.
Surabaya, 25 Desember 2019
Cak Deky