JAKARTA, Beritalima.com– Perombakan atau reshuffle Kabinet Indonesia Maju (KIM) pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin santer terdengar menjelang penggantian tahun. Bahkan hal tersebut menjadi pembicaraan tidak hanya kalangan para elite, pengamat politik, termasuk masyarakat di warung-warung kopi.
Kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang dipimpin Zulkifli Hasan serta Partai Demokrat, pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut-sebut banyak pihak bakal masuk gerbong Kabinet periode kedua Pemerintahan Jokowi ini.
Ya, siapa saja tentu boleh mengutak-atik dan memperkirakan hal tersebut. Apalagi di dunia politik, apa pun mungkin saja terjadi, jauh dari perkiraan para elite maupun pengamat. Soalnya, penetapan anggota kabinet adalah hak prerogatif presiden.
Dibandingkan Partai Demokrat, kata pengamat politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga saat bincang-bincang Beritalima di Jakarta, Selasa (22/12) siang, PAN tampak lebih berpeluang masuk gerbong kabinet.
Sebab, ungkap pria yang akrab disapa Jamil ini, PAN khususnya Zulkifli Hasan mempunyai hubungan baik dengan Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Hal itu menjadi garansi bagi PAN untuk memasukkan kader terbaiknya ke dalam gerbong KIM. Tentu hal ini akan terjadi kalau Zulkifli Hasan mau kembali sowan politik ke Jokowi dan Megawati.
Sebaliknya, siapapun kader Demokrat, akan sulit masuk gerbong kabinet Jokowi mengingat hubungan partai ini dengan Megawati masih belum cair. “Selama Megawati masih menjadi orang nomor satu di PDI Perjuangan, tampaknya hubungan kedua partai tersebut akan masih tetap membeku seperti yang terjadi sampai saat ini.
Meski hubungan Partai Demokrat dengan Jokowi cukup baik, ungkap pengajar Isu dan Krisis Manajemen serta Metode Penelitian Komunikasi ini tetapi faktor Megawati akan sangat kuat dalam menentukan seseorang lolos tidaknya masuk kabinet. Maklum, selain Jokowi sebagai petugas partai di PDI Perjuangan seperti disebutkan Megawati, juga sepertinya tak mungkin putri sulung Bung Karno itu mau meng-acc kader partai Bintang Mercy ini masuk lingkaran mereka.
Kalau Demokrat tidak masuk kabinet, sebaiknya para kader partai pimpinan AHY ini mensyukurinya. “Saya menilai, Partai Demokrat akan jauh lebih baik bila konsisten berada di luar pemerintahan, khususnya di barisan oposisi, seperti saat ini,” kata Jamil.
Kalau Partai Demokrat konsisten di barisan oposisi, peluang partai Bintang Mercy sebagai pemenang pemilu legislatif 2009 untuk mendulang suara pemilu 2024 lebih terbuka. “Tentu ini akan terjadi bila Partai Demokrat mewujudkannya dengan tindakan nyata di lapangan sebagai partai oposisi,” kata Jamil.
Sebaliknya, kalau Partai Demokrat masuk kabinet dikhawatirkan akan terkena getahnya. Kondisi dunia dan tanah air yang masih dalam ketidakpastian akibat wabah pandemi virus Corona (Covid-19), akan membuat KIM sulit mencapai prestasi terbaiknya seperti pertumbuhan ekonomi. “Dalam kondisi normal saja, ekonomi era pemerintahan Jokowi hanya berkisar 4,5 sampai 5,5 persen. Tidak lebih dari itu,” kata Jamil.
Kalau kondisi demikian terjadi hingga mendekati 2024, rakyat akan menilai kabinet tersebut gagal. “Hal tersebut akan mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap partai yang menterinya ada di KIM. Dampaknya bakal terlihat pada Pileg 2024,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)