Tino Karem Somori, salah satu pegawai Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malukuh Tengah yang kebetulan juga adalah warga Negeri itu ditugaskan mendampingi tim pemasangan alat pendeteksi dini atau sirine bencana Universitas Gajah Mada, (UGM) Jokjakarta mengatakan, BPBD saat ini telah menyatakan status retakan tanah itu menjadi siaga dan warga pun saat ini oleh BPBD telah diinstrumsikan harus waspada dan terusantau perkembangan retakan tanag tersebut.
“Dari pemandangan gunung diatas itu, kalau dari pandangan kita BPBD itu sudah ada pada level siaga. Kita hitung-hitungan saja jangan sampai curah hujan terus turun. Kalau hujan terus tirin pasti beban tanahnya akan tambah berat khan. Jadi masyarakat disinii itu sudah siaga,”kata Tino zaat ditemui beritaLima.com di Lokasi tersebut, Selasa (11/9/2016).
Sementara Koordinator Tim Lapangan Pemasangan Alat Peringatan Dini UGM. Bagus Kamarullah mengatakan, pihaknya saat ini telah memasang alat peringatan dini untuk mendeteksi, guna memberikan sinyal atau pemberitahuan ke masyarakat untuk terus bersiaga manakala terjadi patahan susulan dengan terus memantau perhitungan resiko (esemen resiko) tentang bisa tidaknya terjadi resiko gempa.
Bukan hanya itu BPBD saat ini juga telah memasang peta bencana tanah longsor di negeribtersebut. Menurut Kamarullah, dengan adanya kondisi cuaca saat ini yang memungkinkan curah hujan masih akan terus turun akan dapat dan dapat memberikan kepastian bisa terjadi retakan susulan.
“Kalau dari kami, bukan masalah parah tidaknya tapi, esemen resiko. Yaitu suatu daerah itu apakah dia bisa beresiko untuk bisa terjadi bencana longsor ataukah tidak. Nah setelah surfei dilakukan, memang ada terjadi retakan-retakan,”ujar Kamarullah.
Dengan adanya retakan-retakan itu kata dia, resiko juga jadi muncul, artinya setelah sebelumnya tidak ada retakan, yang berarti belum ada resiko untuk terjadi longsor, namun sekarang sudah terlihat retakan-retakan itu jadi, resiko longsor itu pun menjadi ada disebabkan retakan atau patahan-patahan tersebut, dan sudah bisa dikatakan akan ada resiko longsor.
Oleh karena itu sambung dia, untuk pencegahan, mengantisipasi, maka BPBD Maluku Tengah, telah menghubungi BNPB, kemudian BNPB memberikan alat-alat pendeteksi dini tersebut kepada BPBD Malteng untuk kemudian pihaknya memasang alat-alat tersebut di Negeri itu.
“Kami dari UGM memfasilitasi pemasangan dan peningkatan kapasitas penduduk artinya,melakukan pelatihan, bagaimana merespon sirine dari alat, kemudian pembentukan tim. Seperti itu,”jelasnya.
Alat tersebut jelas dia, bernama sistem peringatan dini gerakan tanah. Dan hanya terbatas untuk deteksi dini gerakan tanah. Yang terdiri dari tiga elemen yakni, Rein Geich atau penakar curah hujan, kemudian Tilt Meter atau pengukur kemiringan, dan Extenso Meter atau pengukur keretakan tanah.
“Penakar Curah hujan ini dia bisa menakar seberapa banyak curah hujan apabila curah hujan tinggi dan lama dan diperkirakan membahayakan, itu akan memberikan sinhal untuk sirine itu kemduian berbunyi”terangnya.
Sedangkan pengukur kemringan tanah itu tambah dia, apabila tanah itu miring sampai ketingkat membahayakan, maka dia akan memberikan sinyal. Kemudian satu lagi yaitu alat pengukur keretakan tanah. Alat ini kalau keretakan tanahnya semakin besar sampai ketingkat membahayakan maka dia juga akan memberikan sinyal yang sama dengan tanda sirine yang akan berbunyi sebagai tanda rekasi alat tersebut.
Menanggapi kewaspadaan masyarakat atas alat-alat tanda darurat bencana di Negeri itu salah satu Anggota DPRD Kabupaten setempat. Muhammad Daali Tuatoi mengatakan, dirinya selaku Anggota DPRD yang mewakili Daerah Pemilihan (Dapil) satu yakni Kecamatan Amahai saat ini dirinya juga turut perihatin dan merasa kuatir dengan kondisi was-was yang dialami masyarakat Rutah saat ini. Bahkan telah ditetapkan statusnya menjadi siaga.
“Kalau saya melihat peta BPBD yang di pasang di depan Kantor Negeri itu, kemudian jalur evakuasi kemudian, sarine-sarine yang dipasang, saya juga punya satu kekhawatiran,”terangnya.
Oleh karena itu dia meminta Pemerintah Daerah untuk segera mericek ini, dan harus on time melihat perkembangannya. Karena kalau sarine sudah dipasang, itu berarti siaga satu. Dia pun memastikan hal tersebut akan disuarakan di Lembaga Wakil Rakyat di Kabupaten Pamahanu Nusa itu.
“Dan insya Allah Saya sebagai wakil dari dapil satu, akan menyampaikan hal ini ke teman-taman dapil satu, kemudian bisa kita rumuskan (Jossy & Lucky)