Mengenal Bahaya Geologi Gerakan Tanah Longsor

  • Whatsapp

TORAJA UTARA-www.beritalima.com-Menyikapi terjadinya tanah longsor,atau mengenal bahaya geologi gerakan tanah (tanah longsor),seperti apa yang dipaparkan oleh Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Toraja Utara,Ir.Simon Pongsisonda,bencana giologi terdiri dari gempa bumi,letusan gunung api,tsunami dan gerakan tanah ini harus dipahami.

Fenomena alam, gerakan tanah sebagian dari akibat ulah manusia yang telah mencemari lingkungan serta merusak alam dengan memanfaatkan potensi alam yang berlebihan dan tidak disertai pemeliharaan alam guna menjaga ekosistem yang ada.

Timbulnya musibah longsor akibat adanya perpindahan masa tanah dari tempat aslinya ketempat yang lebih rendah.Dan sebagai akibatnya gangguan keseimbangan yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi dengan adanya perpindahan masa tanah atau batuan.

Gerakan tanah dapat berupa aliran,runtuhan,longsoran dan amblasan suatu gerakan tanah yang sangat berpotensi terjadinya longsor.Sementara beberapa yang terkandung pengertian yang harus disikapi seperti material yang bergerak dengan Demensi atau bentuk dan besarannya kecepatan terekam longsor tersebut.

Simon menjelaskan,Sabtu (15/10),saat memaparkan potensi tanah longsor di Toraja,Indonesia sebagai negara tropis struktur tanah sangat rentan terhadap tanah longsor.Untuk itu,”warga Toraja Berdomisili di Toraja utama dekat perbukitan dan tebing sebaiknya lebih berwaspada,”kata Simon.

Simon kembali menjelaskan,kultur tanah secara umum di Indonesia dan khususnya Toraja,tanah longsor sangat berpotensi di Toraja pasalnya jenis tanah terjadi banyak pelapukan umurnya ratusan tahun.Tanah pelapukan ini memiliki kompesisi sedikit berpasir dan subur.

Kembali dia menjelaskan,tanah pelapukan yang berada diatas batuan kedap air pada perbukitan dan pegunungan dengan kemiringan lerengan dan terjal.Proses pelapukan batuan dan erosi cukup kuat.Jika lereng-lereng perbukitan disertai tidak ada tanaman keras serta berakar kuat sebagai penahan longsor yang patut ditanam sekitar lereng pegunungan.

Pemicu gerakan tanah longsor,hujan deras waktu lama,aktivitas peledakan atau penambangan,pemotongan lerengan dibagian bawah,pengguguran hutan,perubahan lahan menjadi lahan basah dan penimbunan tanah disekitar lereng.

Longsor juga terjadi faktor curah hujan sehingga terjadi gerakan tanah,curah hujan kondisi giologi serta morfologi dan topografi.Sementara tipe-tipe gerakan tanah tipe longsor rotasi,translasi,blok batu,aliran bahan perombakan,rayakan dan jatuh bebas.

Terkait hal tersebut,Toraja Utara dan Tana Toraja sangat berpotensi terjadinya Tanah longsor.Sehingga perlu melakukan antisipasi dengan langkah-langkah untuk menimalisasi ancaman tanah longsor.(Gede Siwa).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *