SURABAYA, beritalima.com | Disela kesibukannya, bidan Erna Setiyaningrum tetap menikmati indahnya merawat kedua orang tuanya yang sedang sakit. Karena dalam benaknya tertanam filosofi “Cinta Bisa Mendorong Melakukan Yang Terbaik”.
“Hidup adalah hati, yang gembira adalah obat yang manjur. Karena hal tersebut memang tampak sekali di dalam kehidupan,” tutur Erna.
Itulah Erna Setiyaningrum, seorang perempuan yang duluhnya sangat pendiam dan rendah hati. Setelah menikah, bermetamorfosa menjadi perempuan yang percaya diri karna motivasi tinggi sang suami, Bayu Ario Nusantoro. Erna memiliki motivasi belajar yang sangat tinggi. Karena itu, ia tak pernah merasa pintar. Alasannya sangat simpel, karena ia seringkali merasa bahwa dirinya tidak tau tentang banyak hal. Hebatnya, sang suami tercinta selalu mendukungnya setiap kali dirinya mengutarakan niatnya untuk belajar.
Hampir setiap periode, Erna mengambil jurusan yang berbeda. Tidak mudah memang, karena ada satu jurusan pasca sarjana yang ia ikuti kelulusanya terlambat karena keterbatasan waktu.
Tentu sangat jarang ada suami yang mendukung istrinya hinggah memiliki gelar akademik dan vokasional. Mulai dari S1 hinggah S3 yang ditempuh hanya dalam waktu 10 tahun.
Pun demikian dengan suami. Latar belakang beberapa pendidikan kemiliteran menjadikan suaminya menjadi seorang perwira yang tangguh, rendah hati dan berjiwa besar.
Berdinas di pusat pendidikan marinir Surabaya, bisa dipastikan pekerjaanya adalah mengajar dan melatih beberapa strata pendidikan mulai calon tamtama, calon bintara dan calon perwira. Dengan memiliki pribadi yang tangguh dan motivasi yang sangat tinggi,yang secara tidak langsung telah diterapkan kepada keluarganya. Menikah muda dan mimpi yang terlewatkan.
Menikah mudah adalah suatu keberuntungan. Begitu celoteh Erna. Tiga orang anaknya kini tumbuh besar. Anak pertama, Bagus Arizona Putra, merupakan mahasiswa kedokteran di semester VI. Sedangkan dua adiknya, yakni Anjasmara Tirta Adi Kencana (18) dan Ayu Puspa Mawar Indah (12).
Melihat usia Erna yang terbilang masih muda, yakni 43 tahun, memang ia menikah diusia yang masih sangat muda. Padangan umum,menikah muda pasti banyak mimpi yang terlewat, banyak kesempatan pengembangkan diri yang hilang, banyak masa masa indah yang tidak dinikmati.
Namun hal itu tidak terjadi pada Erna. Tidak melihat adanya penyesalan dam kegagalan disana. Justru segudang penghargaan atas prestasi dan pencapaian yang luar biasa.
Jika banyak orang gagal di pendidikan karena menikah muda, maka Erna adalah sosok yang berbeda. Ia melanjutkan studynya setelah memiliki tiga orang anak. Saat anak-anak sudah mulai besar dan mulai mandiri, ia melanjutkan studynya hingga sekarang.
Walau enam gelar akademik dan vokasional sudah diperoleh, saat ini ia masih tercatat sebagai mahasiswa pasca sarjana jurusan kesehatan. Baginya pendidikan itu penting, bukan sekedar gelar didepan ataupun dibelakang nama, namun ilmu yang diperoleh adalah bahan dasar dari tulisan tulisannya yang akan dikembangkan menjadi sebuah buku ajar untuk para mahasiswanya.
Kebiasaannya membukukan materi yang akan diajarkan ke mahasiswa, membuat sosok ini terlihat sangat istimewa dimata murid-muridnya. Menampung semua pertanyaan dan temuan dalam proses belajar mengajar adalah bagian dari evaluasi buku ajarnya sebelum dicetak dalam skala besar dan di publikasikan.
Semua tugas akhir baik berupa skripsi, tesis dan disertai ia kembangkan untuk dibukukan.
“Hobby yang sangat menyenangkan. Saya saat ini juga sebagai kontrobutor artikel di majalah bidan sekaligus penulis buku buku ajar kebidananan dan teologi. Memang tidak ada kaitanya antara kebidanan dan teologi. Namun saya tidak peduli. Saya hanya ingin belajar dan mendalami suatu ilmu tanpa dibatasi oleh profesi, karena tidak ada ilmu yang sia sia, semua ilmu bermanfaat dan wajib di share serta diaplikasikan kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya mahasiswa saya,” ungkap Erna.
Sementara itu, menjadi bagian dari trainer di Billionaires Suport Sistem, membuat kariernya serasa lebih lengkap.
“Memotivasi banyak orang sukses, membuatku selalu termotivasi dengan semdirinya,” tuturnya.
Ia juga bercerita bahwa setiap hari memotivasi seseorang untuk menanamkan hal positif di dalam pikiran orang yang ditemuinya. Tujuanya cuma satu, yaitu membuka pikiran seseorang supaya menjadi orang sukses.
Karena menurutnya, jika seseorang terlahir dari keluarga miskin, bukanlah kesalahannya, namun jika ia mati dalam keadaan miskin, maka 100 persen itu adalah kesalahannya.
“Tuhan sudah fasilitasi terbaik dalam hidup seseorang untuk mengubah nasibnya. Tugas kita untuk memotivasi,” tandasnya.
Pilihan karier menjadi pengajar dan entrepreneur.
Bayu dan Erna bekerja di bidang pendidikan dengan cara yang berbeda. Sang suami membangun mental prajurit dan mengajarkan berbagai strategi pertahanan negara, sedangkan sang istri membangun profesi yang memiliki karakter dan kompetensi di bidang tertentu.
Saat ini hampir semua perguruan tinggi mengajarkan tentang entrepreneur kepada mahasiswa. Begitu juga dengan Erna dan Bayu, mengajarkan entrepreneur dengan cara yang berbeda. Tidak hanya teori, namun aplikasi terhadap dirinya sendiri
Sejak tahun 2000 hingga sekarang mereka tercatat sebagai salah satu pengusaha pemasaran jaringan product perlebahan. Saat ini pasutri ini merintis penerbitan buku dan majalah dalam naungan PT Aryana Bhayu Chandra.
Usaha berikutnya adalah bergabung di PT BIMS untuk mengembangkan usaha rumah sakit sehat diabetes dalam bentuk franchise, yang dilengkapi dengan klinik rawat luka dan laboratorium sederhana. Impian terbesarnya saat ini adalah memiliki yayasan pendidikan dan pusat pelatihan perawatan bayi dan lansia.
Dengan cinta, mereka saling mendukung, bahu membahu mewujudkan sejuta impian yang terindah di dalam anganeya supaya menjadi nyata. Mereka percaya.
“Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil jika kita mengimani impian kita. Maka semua akan menjadi nyata,” pungkasnya. (Red).