Oleh :
DR,dr.Robert ArjunaFEAS *
Banyak sekali hal selalu kita abaikan soal pemeriksa laboratorium,bila dijumpai ada kejanggalan seperti adanya limfosit plasma biru dianggap biasasetelah terjsdi demsm berdarah baru mulai berabe.Limfosit Plasma Biru (LPB) merupakan teknik yang dapat digunakan sebagai pertanda untuk memilahkan infeksi dengue dan non-dengue. Selain itu pemeriksaan ini dapat membantu diagnosis dini Demam Berdarah Dengue (DBD) agar bisa dilakukan penanganan yang lebih cepat sehingga tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Oleh sebab itu perlu dipelajari keberadaan LPB pada penderita DBD.
Demam Berdarah Degue (DBD) adalah Arthropod Viral Disease yang paling penting yang menginfeksi manusia, diperkirakan WHO terjadi peningkatan 30 x lipat peningkatan sejak 50 tahunan terakhir. Dengue endemis di Sumatera kecuali daerah Nias yang bebas DBD. Dengan penemuan diagnosis yang cepat dan tepat sehingga dapat menurunkan angka kesakitan, dan penyebaran penyakit dan kematian Biorad mengeluarkan alat diagnostik dengan nama Platellia Dengue Kit, yang dapat mendeteksi protein non structural NS1 dari virus dengue dan dimiliki oleh 4 serotipe, dapat mendeteksi virus lebih awal, mulai hari pertama deman, NS1 merupakan glikoprotein essential bagi virus dengue yang diproduksi membrane virus dengue, sehingga dijumpai konsentrasi yang tinggi pada fase awal. MAC ELLISA tidak dapat digunakan pada awal karena IgM dapat terdeteksi selama 5 – 10 hari pada infeksi primer
DEMAN BERDARAH ATAU DBD
Demam berdarah dengue (DBD) adalah demam yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Ada empat serotipe virus dengue (DENV) yaitu DENV-1, -2, -3, dan -4, dan infeksi dari virus tersebut menyebabkan berbagai gejala seperti demam, pusing, nyeri pada bola mata, otot, sendi, dan ruam. Orang yang terinfeksi virus dengue sering kali juga mengalami kelelahan jangka panjang. Virus dengue dapat berkembang menjadi hal yang dapat mengancam jiwa (severe dengue), mengakibatkan nyeri perut dan muntah, sulit bernapas, dan penurunan trombosit darah yang bisa mengakibatkan pendarahan internal.
Penyakit demam berdarah biasa ditemukan pada daerah tropis dan sub-tropis, terutama di area urban dan semi-urban. Hingga saat ini belum ada penanganan yang spesifik untuk demam berdarah. Namun, vaksin demam berdarah telah dikembangkan oleh WHO pada bulan April 2016. Vaksin tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya fase ke-2 demam berdarah.
PENYEBARAN
Virus dengue disebarkan oleh infeksi gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk tersebut mendapatkan virus dengan menggigit orang yang telah terinfeksi. Gejala perdarahan berlangsung setelah terjadi demam selama 3-7 hari. Demam tinggi berlangsung selama 5-6 hari (39-40 ̊C), lalu demam akan turun pada hari ketiga atau keempat namun setelah itu akan muncul lagi.
TAHAPAN DEMAM BERDARAH
Ada tiga tahapan yang akan dilalui penderita demam berdarah, yaitu:
1. Fase demam,
Kehadiran virus dalam aliran darah yang menyebabkan demam tinggi. Tingkat viremia dan demam biasanya erat mengikuti satu sama lain. Kehadiran virus dengue yang tertinggi ialah tiga atau empat hari setelah demam pertama muncul.
2. Fase kritis,
Terdapat berbagai kebocoran plasma secara tiba-tiba ke dalam rongga pleura dan perut. Pasien menunjukkan tanda-tanda penyempitan intravaskuler, syok, atau pendarahan berat, dan harus segera di rawat di rumah sakit.
3. Fase penyembuhan,
kebocoran plasma berhenti, seiring dengan reabsorpsi plasma dan cairan. Indikator yang menunjukkan masuknya fase penyembuhan ialah kembalinya nafsu makan, stabilnya tanda-tanda vital (tekanan nadi melebar, denyut nadi teraba kuat), kadar hematokrit kembali normal, meningkatnya urin dan pemulihan ruam-ruam dengue (kulit kadang terasa gatal dan berbintik-bintik merah, dengan pulau-pulau bulat kecil yang tidak mempengaruhi kulit).
Tanda-tanda Anda berada dalam fase kritis
Demam kemungkinan akan menghilang dalam waktu 24 jam ke depan ketika terdapat tanda-tanda berikut:
1. New-onset leukopenia = rendahnya jumlah sel darah putih (leukosit) hanya memiliki WBC <5.000 sel/mm³ dibandingkan leukosit normal WBC 5.000-10.000 sel/mm³.
2. Limfositosis = peningkatan limfosit (salah satu jenis sel darah putih yang membantu sistem daya tahan tubuh)
3. Peningkatan limfosit atipik = peningkatan limfosit plasma biru (reaktif limfosit sebagai respon imun yang dapat menandakan adanya virus dan dapat diamati pada hapusan darah tepi)
4. Menghilangnya demam menandakan bahwa pasien sedang memasuki fase kritis. Indikator yang menyatakan pasien telah memasuki fase kritis mencakup perubahan mendadak dari tinggi suhu 38°C ke suhu normal atau di bawah normal, trombositopenia/penurunan trombosit (≤100.000 sel/mm³) dengan kenaikan hematokrit (perbandingan sel darah merah dengan volume darah) yang meningkat (kenaikan ≥20% dari garis dasar), hipoalbuminemia (kekurangan albumin/protein) atau hipokolesterolemia (kolesterol yang melebihi kadar normal), efusi pleura (penumpukan cairan di dada) atau ascites (penumpukan cairan di perut) dan tanda-tanda syok
Fase kritis setelah/saat menurunnya demam dapat ketahui dengan tanda-tanda berikut:
1. Nyeri pada perut
2. Muntah terus-menerus
3. Akumulasi cairan klinis (efusi pleura atau ascites)
4. Pendarahan pada membran mukosa
5. Lesu dan gelisah
6. Pembengkakan hati (±2cm)
7. Peningkatan hematokrit bersamaan dengan menurunnya trombos
PENCEGAHAN
1. Menggunakan baju berlengan panjang dan menutupi tubuh.
2. Menggunakan lotion anti nyamuk.
3. Menggunakan obat anti nyamuk bakar atau elektrik di dalam ruangan pada siang hari.
4. Pakaikan kelambu anti nyamuk pada bayi agar tidak tergigit nyamuk.
Demikian agar dimaklumi,sekilas info, terimakasih
RobertoNews 1541《8.9.22(06.30)》
• Praktisi Dokter dan Penulis Ilmu Kesehatan