Oleh:Notrida Mandica
Dewan Pakar DPP Partai Golkar
Tiga bulan terakhir Setya Novanto (SN) menjadi topik paling hangat di dunia nyata dan dunia maya.
Seolah tak ada lagi hal penting selain membahas bahkan mempergunjingkan SN.
Celakanya Partai Golkar dan DPR ikut terseret krn SN adalah pimpinan dua lembaga tersebut.
Begitu gigihnya sekelompok orang menjadikan kasus SN sebagai topik utama sehingga kondisi krusial negeri ini terlupakan.
Perhatian rakyat teralihkan dari tarif dasar listrik yg telah berlipat ganda, harga bahan pokok yg fluktuatif, utang luar negeri yang membengkak.
Bahkan berita tentang potensi krisis ekonomi tahun 2018 pun terabaikan.
Para kader Golkar akhirnya menyadari bahwa pengejaran SN hanya modus utk menghancurkan Golkar.
Tanpa mengurangi arti kasus e-ktp, kita bisa menyaksikan dahsyat nya kekuatan untuk menghilangkan Golkar dari peta politik nasional.
Sehingga KPK dimanipulasi dan dialihkan dari kasus yang lebih besar seperti Pelindo, Century, BLBI, atau puluhan proyek mangkrak peninggalan Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.
Rupanya kelompok yang tidak nyaman akan kehadiran Golkar, terus bekerja. Rencana besar mereka meleset karena seharusnya Golkar sudah hilang pada awal reformasi digelilindingkan.
Golkar berkomitmen kokoh mengawal Pancasila, UUD 1945, NKRI , dan anti PKI harus dikawal bersama.
Sayang sekali SN mengikuti alunan genderang para konspirator penghancur Golkar. Seolah olah kelompok tersebut melindungi SN.
Namun sesungguhnya mereka memainkan skenario penghapusan Golkar melalui SN dan kasus e-ktp yang dipaksakan melibatkan SN sebagai aktor utama.