Meninggal di Dubai, Jenazah TKW Asal Dompu Belum Dipulangkan

  • Whatsapp

Dompu- Sungguh malang nasib menimpa Sarafia (27), Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia asal Dusun Madafanda Desa Mumbu Kecamatan Woja, Kabupaten Dompu. Niat hati bekerja ke luar negeri untuk meringankan beban ekonomi keluarga, justru malah merasakan kepahitan dan kepedihan.
Pasalnya, Wanita kulit putih itu dikabarkan telah meninggal dunia di Negara Uni Emirat Arab (Dubai) Timur Tengah.
Kabar meninggalnya Sarafia disampaikan oleh perwakilan Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Dompu Kamis (16/02) lalu kepada keluarga. Adanya kabar itu, seluruh keluarga sontak kaget.
Hingga Ibu korban langsung pingsan mendengar anaknya yang menjadi tulang punggung keluarga dikabarkan meninggal dunia.
Penyebab meninggalnya Sarafia masih menyimpan teka- teki pihak keluarga. Karenanya, keluarga meminta agar jezajah anaknya dipulangkan ke Indonesia di Desa Mumbu Kecamatan Woja Dompu.
“Selain penasaran ingin melihat jasadnya, kami juga ingin memakamkan nya di sini (Dompu) supaya tidak jauh dari makam keluarganya,” ungkap ibu kandung almarhumah Siti Arah (54) saat ditemui di kediamannya kemarin.
Menurut keterangan keluarga, bahwa Sarafia berangkat ke Negara Uni Emirat Arab (Dubai) Timur Tengah pada April tahun 2016 lalu yang disponsori oleh Erni warga Rasana’e Woja dengan diberangkatkan melalui Iwan Isnanto pada PT. Cipta Karsa Bumi Lestari Indonesia yang beralamat di jalan Cendrawasih No.212 Kampung Brabiji Kelurahan Brangbiji Kabupaten Sumbawa Besar.
Setibanya di Dubai, Sarafia dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga pada rumah majikannya.
“Saat kepergiannya itu pula kami tidak pernah berkomunikasi dengan almarhumah, bahkan gajinya saat menjadi pembantu rumah tangga tidak pernah kami cicipi,” terang ibunya penuh sedih.
Sementara itu kakak ipar almarhumah, Ilyas (40) mengungkapkan bahwa
Sarafia tergolong perempuan yang sehat, kuat dan memiliki sifat penyabar, santun dan benar dewasa hingga menjadi tulang punggung keluarga. karena kedua orang tua sudah tua dan tak kuat untuk mencari nafkah.
“Berangkat menjadi TKW memang atas keinginan sendiri. Meski demikian kami meminta kepada pihak perusahaan dan pemerintah yang membawa Sarafia menjadi TKI bertanggung jawab atas kejadian ini. Selain mengembalikan jenazah, hak-hak nya sebagai TKI juga harus ada,” ungkapnya.
Sebelum mendengar berita meninggal dunia, seluruh keluarga mendapat firasat ditandai dengan tak enak badan, lesu dan wajah almarhumah selalu terlihat jelas. Rupanya firasat seluruh keluarga yang merasakan terjawab dengan kabar duka. Sarafia pulang kerahmatulloh mendahului seluruh dua orang tua, kedua anak dan kakak adiknya.
“Jenazah agar dipulangkan ke Indonesia, supaya rasa pilu dan sedih bisa pudar dan ingin melihat jasadnya dulu biarpun sebentar,” ucapnya.
Selain itu lanjutnya, meminta agar pihak perusahaan memulangkan jenazah, supaya cepat diperoses dan cepat pula dipulangkan.
“Kami rindu dan penasaran ingin melihat dahulu wajah Almarhumah biarpun hanya sekejap,” ujarnya.
Terkait legalitas Sarafia yang diberangkatkan menjadi TKW di Dubai, pihak keluarga mempertanyakan pada Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Dompu. Menurut keterangan salah satu pegawai Dinas Ketenagakerjaan bahwa keberangkatan Sarafia tidak terdaftar sebagai TKW. Karena menggunakan Paspor Pelancong.
“Menurut Dinas Ketenagakerjaan Dompu Sarafia menjadi TKI ilegal karena tidak mendaftarkan diri pada pemerintah,” ungkap salah satu pegawai yang dikutip dari keluarga almarhumah.
Secara terpisah, Iwan Isnanto sebagai Staf Operasional PT. Cipta Karsa Bumi Lestari Indonesia, Kabupaten Sumbawa Besar yang menjadikan almarhumah Sarafia menjadi TKI di Timur Tengah membenarkan kabar meninggalnya almarhumah.
“Kabar duka dari Kedutaan Timur Tengah memang seperti itu, tetapi kami sebagai pihak perusahaan akan tetap memulangkan jenazah almarhumah serta akan memberikan hak- haknya sebagai TKI. Insya Allah bulan ini jenazah Sarafia akan dipulangkan. Mohon doanya,” terangnya.
Menurut Iwan, bahwa kendala yang dihadapi sehingga terkesan lama dalam memulangkan jenazah almarhumah dikarenakan terlambatnya mengurus surat-surat dan administrasi lainya di Kedutaan Timur Tengah.
“Saat ini kami sedang menunggu hasil visum di Rumah Sakit Dubai untuk mengungkap penyebab kematian,” terangnya saat ditemui keluarga almarhumah Kamis (23/02) pagi. (B5-Syukur/Azwar)

beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *