Jakarta(29/01)– Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) hari ini secara resmi membuka seminar dan peluncuran hasil survey nasional tren toleransi sosial keagamaan di kalangan perempuan muslim indonesia dan halaqah perempuan untuk perdamaian, yang berlangsung di Hotel JS luwansa, Kuningan, Jakarta Selatan 29 Januari 2018.
Dalam sambutannya Menko PMK berharap agar perempuan dapat lebih berperan dalam pembangunan negara. Karena perempuan merupakan kunci pembangunan negara. Sesuai dengan amanah founding father yang memiliki visi penguatan perempuan. “. “Bung Karno berkata, perempuan itu tiang negeri. Manakala baik perempuan, baiklah negeri. Manakala rusak perempuan, rusaklah negeri.” tutur Menko PMK mengutip Bung Karno.
Untuk itu menko PMK berpesan agar perempuan turut aktif untuk dalam merawat kebhinekaan dan menjadi garda terdepan dalam hal toleransi serta kemajemukan bangsa. “Di era reformasi sepeperti saat ini, bangsa Indonesia membutuhkan sosok perempuan yang merawat tumbuh kembangnya kebhinekaan, yang menyirami, merawat akar kemajemukan dan toleransi bangsa yang membuat bangsa ini tetap berpijak pada jati dirinya yang sesungguhnya, untuk itu perempuan harus berperan lebih aktif lagi”. Ujar Puan.
Terkat dengan hasil survey yang diluncurkan oleh Wahid foundation Menko PMK berharap, survey ini dapat mengetahui strategi dan langkah-langkah konkrit dalam memberdayakan perempuan di Indonesia agar bisa berperan aktif dalam pembangunan untuk dapat mencapai tujuan.”Saya harapkan pada acara yang sangat strategis ini saya berkeinginan kita semua untuk saling menjaga Indonesia seutuhnya secara bergotong royong dan agar bisa saling bersinergi,”. Tutup Puan.
Turut hadir dalam kesempatan ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembesie; Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid; Ibu Shinta Nuriyah Wahid; Pimpinan Pusat NU, Sri Mulyati; Ketua UN Women Sabine Machl; serta undangan lainnya.