Mataram NTB-Berita Lima.Com.
Revolusi Industri 4.0 tengah kita hadapi dewasa ini. Era ini ditandai dengan meningkatnya penggunaan teknologi digital penggunaan kecerdasan buatan, dan konektivitas tanpa batas.
Berbagai perubahan di dalam era ini tidak dapat dihindari di seluruh sektor kehidupan. Karena itu, diperlukan persiapan yang matang agar Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia mampu beradaptasi di tengah hegemoni teknologi dan digitalisasi.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, instansi pendidikan harus mampu mempersiapkan SDM yang siap menghadapi Industri 4.0.
Hal itu disampaikannya dalam Kuliah Umum Seminar Nasional Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Mataram, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Sabtu (4/12).
“Paling tidak ada dua pendekatan yang diperlukan dalam manajemen pendidikan untuk menyiapkan SDM kita, yakni pendekatan Kebutuhan Ketenagakerjaan (Manpower Approach) dan pendekatan Kebutuhan Sosial (Social Demand Approach),” ujarnya.
Muhadjir menerangkan, pendekatan Manpower mengutamakan keterkaitan pendidikan dengan tuntutan terhadap kebutuhan tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan, seperti sektor ekonomi, pertanian, perdagangan dan industri.
“Pendekatan ini merupakan pendekatan utama untuk menyiapkan SDM yang mampu masuk ke dunia kerja di era Revolusi Industri 4.0,” ucapnya.
Akan tetapi, Menko PMK mengungkapkan, pendekatan Social Demand tidak boleh terlupakan dalam menyiapkan SDM Indonesia
Menurutnya, pendekatan ini lebih menekankan pendidikan yang partikularistik tergantung kebutuhan daerah, atau kebutuhan individu itu sendiri.
Misalnya, papar Muhadjir, pendidikan di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, memiliki ciri khas agamis. Sehingga banyak siswa-siswi yang memiliki kemampuan mengaji Al-Quran dengan sangat baik. Selain itu, menurutnya, pendekatan social demand juga berkaitan dengan hal spesifik seperti kesenian, estetika, dan keahlian lain.
Muhadjir menyatakan, kedua pendekatan dalam manajemen pendidikan harus seimbang. Dua pendekatan itu bila seimbang akan menciptakan manusia Indonesia yang betul-betul siap menghadapi Industri 4.0 dan tetap menjadikan manusia yang benar-benar manusia.
“Kita tidak bisa hanya mengejar untuk menyiapkan orang masuk ke dunia kerja tanpa memberi bekal-bekal yang penting ketika mereka menjadi manusia biasa. Bukan jadi human capital dan alat industri. Tetapi kita harus menjadikan dia manusia,” pungkasnya.
Sebagai informasi, dalam Seminar Nasional Magister Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Mataram turut hadir Wakil Gubernur NTB Sitti Rohmi Djalilah, Rektor Universitas Mataram Lalu Husni, dan civitas akademika Universitas Mataram baik secara luring dan daring (s.km)