JAKARTA, britalima.com – Indonesia mengecam serangan kelompok bersenjata kepada pos polisi dan fasilitas penampungan pengungsi di Maungtaw Rakhine State pada 25 Agustus 2017 yang telah mengharuskan ratusan orang mengungsi dan menyebabkan putaran kekerasan baru.
Indonesia juga menyesalkan jatuhnya korban, baik korban jiwa maupun luka-luka. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi menanggapi masalah yang terjadi di Myanmar
Menlu Retno juga menyampaikan bahwa Indonesia mengharapkan Pemerintah Myanmar segera mengambil langkah-langkah untuk memulihkan keamanan dan memberikan perlindungan kemanusiaan secara inklusif.
“Indonesia juga mendorong semua pihak segera menghentikan aksi kekerasan, berkontribusi terhadap pemulihan keamanan, serta menghormati hak asasi manusia masyarakat di Rakhine State, termasuk masyarakat Muslim,” tutur Menlu Retno.
Situasi di Rahkine State, menurut Menlu, sangat kompleks. Ia menyampaikan bahwa kerja sama semua pemangku kepentingan diperlukan agar perdamaian, keamanan, stabilitas dan pembangunan inklusif, dapat dilakukan di Rakhine State.
Situasi yang damai, aman, dan stabil di Myanmar, lanjut Menlu, termasuk di Rakhine State, penting untuk mendukung terjaganya stabilitas di ASEAN dan pembangunan yang berkelanjutan di kawasan.
“Indonesia akan lanjutkan kerja sama dengan Myanmar dalam proses rekonsiliasi, demokratisasi, dan pembangunan inklusif, termasuk upaya implementasi rekomendasi laporan Kofi Annan,” pungkas Menlu sebagaimana dikutip dalam laman kemlu.go.id. (hm)