Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan tiba di Bandara Mozes Kilangin Kamis (02/05). Setibanya di Timika dengan menggunakan Chopper Bell Jonan meninjau tempat tailing yang tidak jauh dari bandara sekitar 30 menit. Kemudian menuju Rimba Papua Hotel untuk rehat sejenak dan selanjutnya ke Sekolah Taruna Papua guna meresmikan sembilan fasilitas Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PT Freeport Indonesia (PTFI) yang dikelola Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK).
Kesembilan fasilitias tersebut yakni Sekolah Taruna Papua, PLTA (Microhydro) 176 kWh WAA Banti, Private Wing dan Klinik Mitra Masyarakat, Pusat Pelatihan Terpadu Alkinemok Kamoree (PPTAK), lapangan terbang perintis Aroanop, sekolah asrama Salus Populi, sekolah asrama Tsinga, sekolah dan rumah guru Manasari Otakwa. Peresmian ditandai dengan penandatanganan kesembilan prasasti tersebut.
“Dengan beralihnya kepemilikan saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51,2 persen kepada negara Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh PT Inalum (Persero), pemerintah Provinsi Papua dan pemerintah Kabupaten Timika, maka saya kira peran serta masyarakat dalam upaya mengembangkan PT.FI sudah menjadi milik bangsa jadi tidak boleh ada perasaan milik orang asing. Memang 48,9 persen masih di Freeport Mc-Moran,” katanya.
Dikatakan dengan saham 51,2 persen tersebut sudah cukup untuk membangun hingga dua puluh tahun ke depan. Dalam proses panjang tersebut Jonan mengharapkan agar putra putri bangsa Indonesia terus belajar agar nantinya siap mengelola pertambangan yang sedemikian hebat, kompleks dan rumit tersebut.
“Proses belajar diperlukan supaya kita siap mengelolanya. Secara teknologi menurut pandangan saya pribadi anak-anak bangsa mampu tapi secara disiplin yang konsisten untuk menjaga keselamatan kerja ini yang kurang belajar. Kita harus belajar bagaimana mengelola keselamatan dan keamanan kerja itu semaksimal mungkin. Kalau operasi ini berjalan setiap detik, menit dan jam 24 jam satu hari 30 hari satu bulan dan 365 hari satu tahun maka diperlukan konsistensi,” ungkapnya.
Jonan meminta untuk dana pengembangan masyarakat atau dana kemitraan yang dikelola oleh LPMAK sebesar satu persen dari pendapatan kotor PT.FI dinaikan menjadi dua persen sehingga bisa dikondisikan untuk seluruh tanah Papua. Ia pun menunjukkan kekaguman atas salah satu fasilitas PPM PT.FI yakni Sekolah Taruna Papua.
“Saya lihat sekolah ini bagus. Kalau dibanding sekolah saya waktu SMA atau SMP jauh lebih baik, ini teknologi bagus. Saya harap kalau perlu berunding apakah pembagian deviden yang diatur sehingga program investasi masih berjalan tapi pengembangannya makin lama makin besar ini yang diharapkan Bapak Presiden bahwa masyarakat setempat harus menikmati upaya-upaya pembangunan dan semua usaha yang ada disini,” paparnya.
Ia mengatakan program pengembangan masyarakat bukan lagi dalam bentuk corporste social responsibility (CSR) atau sumbangan seperti harapan Presiden tapi merupakan bagian yang utuh daripada kegiatan operasi suatu bisnis atau usaha.
“Dulu PT.FI 100 persen dimiliki Freeport Mc-Moran orang asing bisa bikin sekolah ini, sekarang 51,2 persen dimiliki bangsa sendiri masa tidak berkembang,” ungkapnya.
Dalam bidang kesehatan Jonan meminta dibuat klinik-klinik untuk daerah yang layanan kesehatannya masih kurang. Guna mendukung hal tersebut, ia menyatakan siap membantu melalui Badan Geologi Kementerian SDM dalam pembuatan sumur air bersih yang bisa langsung diminum.
“Untuk pengembangan listrik di daerah terpencil dibuat satu jaringan distribusi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) 170 kWh kalau bisa dibikin lebih banyak. Untuk tanah Papua dan Papua Barat mungkin tahun ini bisa selesai. 7.600 rumah untuk yang tidak mampu sambung listrik di seluruh papua dan papua barat. Misalnya 8000 rumah dikali Rp.700.000 berarti 5,6 Miliar diselesaikan saja. Yang tanah Papua PT.FI yang kelola ya. Ini kecil sekali nanti ini bisa diselesaikan,” terangnya.
Dalam sektor lingkungan hidup, Jonan mengingatkan agar standar pelestarian lingkungan hidup tidak boleh dilanggar. Sudah ada roadmap program yang harus dijalankan sampai 2041 yang harus tetap diikuti.
“Saya menganjurkan coba dibudidayakan tanaman keras memang tumbuhnya lama tapi umurnya ratusan tahun. Tolong bapak-bapak juga harus didorong pelestarian lingkungan hidup karena bumi yang kita tinggali bukan warisan nenek moyang tapi milik Tuhan titipan untuk anak cucu kita supaya bisa tetap hidup bahkan lebih baik,” pungkasnya.
Sementara itu Direktur Utama PT.FI Tony Wenas mengatakan tidak ada satu pun perusahaan yang dapat tetap bertahan apabila keadaan masyarakatnya tidak tumbuh dan berkembang bersama perusahaan tersebut.
“PT.FI sudah 52 tahun berada di tanah Papua dari awal beroperasi pada saat itu baru sekitar 1000 orang ada di Timika, sekarang sudah lebih 250.000 orang dan
Itu suatu bukti bahwa ada suatu kegiatan ekonomi yang tumbuh di tanah ini,” katanya.
Lanjutnya, dari awal PT.FI telah melakukan berbagai hal dengan masyarakat mulai dari januari 1945-Januari 1974 melalui January Agreement dan terus berevolusi sehingga 1996 dicetuskan menjadi dana kemitraan yang dikelola LPMAK jumlahnya satu persen dari pendapatan kotor PT.FI.
“Kalau tahun lalu (2018-red) saja jumlahnya 60 juta dolar US atau hampir sekitar Rp. 900 M belum dihitung dana community developmet yang dikelola langsug oleh PTFI sebesar 40 juta dolar US atau total Rp. 100 juta dolar dengan kurs 14.000 maka total keseluruhan 1,4 triliun tahun lalu,” jelasnya.
Ia berharap agar kesembilan fasilitas yang diresmikan betul-betul bermanfaat bagi masyarakat sehingga apa yang dicita-citakan dan harapan akan keberadaan PT.FI di Tanah Kamoro Bumi Amungsa ini bisa lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat pemula generasi pemuda yang perlu pendidikan sebagai penerus bangsa.
Pada kesempatan itu, Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang menyampaikan ucapan selamat datang dan rasa bangga serta senangnya atas kehadiran Menteri ESDM Ignasius Jonan. Ia menggambarkan secara singkat tentang Sekolah Taruna Papua yang didaulat sebagai tempat penandatanganan sembilan prasasti fasilitas PPM PT.FI.
“Pembangunan Sekolah Taruna Bangsa ini adalah wujud nyata kerja sama antara LPMAK, PT.FI dan pemda Timika dalam rangka mengembangkan kualitas pendidikan yang ada di Papua khususnya yang ada di Amungme Kamoro yang kita cintai,” katanya
Ia mengatakan bahwa apa yg dibangun LPMAK dibawah binaan PT.FI adalah merupakan suatu kebanggaan dalam rangka pegembangan sumber daya manusia (sdm) dan mayoritas anak-anak di Sekolah Taruna Papua dari Amungme Kamoro.
“Saya alumni seminari produk asrama. Anak-anak sekolah berpola asrama itu memiliki nilai lebih dari sisi kedisiplinan dan konsistensi dalam menata hidup sehingga tentu apa yang dibina disini anak-anak ini diharapkan sepuluh tahun ke depan bisa menjadi pemimipin dan teladan bagi masyarakat yang ada di Papua khususnya di Tanah Kamoro Bumi Amungsa ini,” harapnya.
(Lasatia/Timika)