Menteri Siti Nurbaya : Jangan lakukan Eksploitasi terhadap Alam

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya mengatakan sudah saatnya penanganan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan secara profesional, modern dan berwawasan lingkungan dengan memperhatikan fungsi lingkungan itu sendiri bagi kehidupan maupun aktivitas manusia.

” Kita jangan lagi lakukan eksploitasi terhadap alam dan lingkungan, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan agar pengelolaan lingkungan hidup bisa dilakukan secara nyata dan sustainable (berkelanjutan-red), bagi kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan itu sendiri,” kata Siti Nurbaya dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Gubernur NTT, Benny Litelnoni pada puncak perayaan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tingkat provinsi Nusa Tenggara Timur, di Dusun Rai Ikun, Desa Tialai, Kecamatan Tasifeto, kabupaten Belu, Rabu (19/7).

Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tingkat Provinsi NTT tahun 2017 tersebut dirangkai dengan penyerahan penghargaan pengelolaan Lingkungan Hidup Kalpataru serta penghargaan Adywiyata.

Dikatakannya, masyarakat perlu diajak lewat gerakkan menanam pohon, bukan melakukan eksploitasi terhadap lingkungan alam. Memperlakukan alam secara proporsional guna terciptanya hubungan manusia dengan alam.

“Saya nengajak segenap pengelola lingkungan hidup beserta masyarakat untuk menjaga dan memanfaatkan lingkungan hidup dengan metode enterpreneurship, agar nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam bentuk sumberdaya alam (SdA),” tambahnya.

Wagub Benny Litelnoni, atas nama Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan masyarakat NTT, menyampaikan terima kasih atas upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu dalam mendukung terwujudnya NTT sebagai provinsi cendana.

“Terima kasih kepada Bupati Belu yang telah melakukan budidaya cendana dalam mendukung tekad Pemprov NTT menjadi Provinsi Cendana. Kami dari Pemprov NTT akan memberikan perhatian kepada Pemkab Belu dengan menyalurkan anakan cendana untuk masyarakat di wilayah perbatasan,” kata Wagub.

Bupati Belu, willybrodus Lay, mengatakan budidaya cendana sudah dilakukan sejak tahun 2003 dan saat ini terdapat 2.900 pohon cendana yang berusia 14 tahun di atas lahan seluas delapan hektar di Desa Tialai.

“Saya akan mendorong masyarakat Desa Tialai untu terus menanam cendana supaya dapat berkembang menjadi 5.000 pohon cendana dalam dua tahun ke depan,” ungkab Bupati Belu.

Dijelaskan Bupati, saat ini sementara dirancang suatu gerakkan menanam cendana di Belu dengan melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemkab Belu, untuk menanam cendana sebanyak 10 pohon di masing-masing rumah setiap ASN.

“ Jadi kalau ada 500 ASN berarti cendana yang ditanam berjumlah 5.000 pohon. Bahkan pada peringatan hari lingkungan hidup tingkat kabupaten yang dipusatkan di desa ini tahun 2016 lalu, saya sudah pernah menyerukan agar tiap desa menanam cendana diatas lahan satu hektar,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup NTT, Benyamin Lola selaku ketua panitia peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia tingkat Provinsi NTT tahun 2017, mengatakan thema peringatan yang diusung tahun ini adalah “Connecting People Nature” sebagai thema nasional dan diadopsi menjadi thema provinsi, yaitu menyatu dengan alam.

Sebagai rangkaian peringatan tersebut, kata Benyamin Lola, telah dilakukan bakti sosial dan seminar. Bakti sosial dalam bentuk penanaman anakan mangroof di sepanjang pesisir pantai Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) di Kolam Susu dan seminar dengan pembicara dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Pada acara puncak, diberikan penghargaan kalpataru Adywiyata kepada 24 orang penerima untuk kategori perintis lingkungan, penyelamat lingkungan, pembina lingkungan dan pengabdi lingkungan.

Para penerima penghargaan pengelola lingkungan tersebut masing – masing, untuk perintis lingkungan, Pater Marianus Dapa Talu, CSSR (Sumba Barat), Andreas A. (Manggarai Barat), Paulus H. (Manggarai Timur), Imanuel Plaituka (Alor), Datius (Sikka), Dominikus Dede (Sumba Barat Daya), Alexius Diu (Ngada).
Untuk kategori penyelamat lingkungan adalah Kelompok Tani Watu Otun (Sumba Timur), Umbu Kawangu (Sumba Tengah). Katergori pembina lingkungan, Alex Abanat (Timor Tengah Selatan).
Kemudian kategori pengabdi lingkungan, Remigius Bodo (Nagekeo), dan Servasius Bau (Kabupaten Belu). (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *