(Berlangsungnya Workshop & Sharing Session “Menulis Feature Olahraga” di Universitas Multimedia Nusantara)
beritalima.com – Feature merupakan teknik penulisan yang berfokus pada sisi human interest sebuah objek atau peristiwa tentu saja tanpa mengabaikan sisi informasi yang harus diberikan kepada pembaca. Dalam tulisan jurnalistik, feature begitu nyata, misalnya dengan kisah sisi lain suatu objek/rangkaian peristiwa, yang lantas diceritakan dengan lebih menghibur, santai, meyakinkan, serta menggugah simpati maupun empati pembaca. Ada beragam gaya penulisan yang bisa kita pelajari, salah satunya feature olahraga.
Olahraga merupakan salah satu kegiatan yang selalu mendapat sorotan public, terutama jika menyangkut beberapa cabang yang digemari seperti bulu tangkis, sepak bola, atletik. Mengemasnya ke dalam bentuk tulisan dan karya fotografi bukanlah perkara yang mudah. Ada beberapa cara khusus yang harus dilakukan agar sebuah feature olahraga nyaman untuk disimak dan ditunggu-tunggu.
Aprelia Wulansari, Redaktur Tabloid Bola dan Herka Yanis Pangaribowo, Fotografer Bola berbagi ilmu dan pengalaman mengenai menulis feature olahraga mereka di dunia peliputan dalam Workshop dan Sharing Session di Universitas Multimedia Nusantara, pada hari Sabtu, 5 Mei 2018.
Menurut Aprelia, salah satu hal penting yang harus diketahui oleh setiap jurnalis olahraga adalah mengetahui peraturan pertandingan atau cabang olahraga yang akan dibahas. “Dengan demikian, saat kita meliput kita tidak bingung kapan out atau tidak, apakah suatu hal adalah pelanggaran atau bukan. Selain itu, jika paham dengan peraturan, kita juga lebih mudah saat mewawancara narasumber yang berhubungan dengan cabang tersebut,” ungkapnya.
Tak hanya itu, untuk mendapatkan sebuah berita bagus, ada satu kunci yang harus dimiliki oleh reporter olahraga. Itu adalah tidak malu bertanya dan tidak takut salah.
Ia pun menambahkan menjadi reporter tidak semata-mata hanya melaporkan suatu kejadian. Reporter yang baik juga bisa menjaga relasi dengan atlet, pelatih, atau organisasi olahraga. “Menjalin kedekatan dengan narasumber sangatlah penting. Sebab, suatu saat hal ini akan membantu kita dalam mendapatkan bahan liputan. Bahkan tanpa disangka bahan liputan berupa cerita dari narasumber tersebut bisa kita dapatkan langsung darinya tanpa kita minta,” jelas Aprelia lebih lajut.
“Saya senang sekali dengan diadakannya workshop ini bisa mengetahui bagaimana cara membuat feature olahraga. Banyak manfaat yang bisa saya ambil dan bisa memberanikan diri mendekatkan kepada narasumber,” ucap Fransiska Novi Mahasiswa Universitas Pembangunan Jaya, Jurusan Ilmu Komunikasi.
Mengenai fotografi olahraga, Herka memberikan beberapa contoh foto yang diambilnya selama bekerja di Tabloid Bola. Ia menyatakan bahwa tak selalu di dalam sebuah pertandingan, mendapatkan foto-foto bagus.
“Ibarat seperti memancing ikan, kadang kita mendapatkan ikan-ikan besar, kadang hanya kecil sekali. Ini sama dengan di pertandingan. Foto-foto yang didapatkan terkadang juga mengandalkan faktor keberuntungan. Hanya saja, penting bagi fotografer olahraga untuk terus fokus saat memotret agar tidak kehilangan mengabadikan momen-momen terbaik,” katanya.
Namun dalam menulis dengan model feature dibutuhkan kepekaan dan ketajaman menangkap fenomena dalam realitas sosial melalui pengamatan dan wawancara yang mendalam, serta riset dokumentasi cermat. Karena tradisi ini relative baru, kita perlu terlebih dahulu memahami apa unsur-unsur dan aspek mendasar dari feature, yang dilansirkan pada www.rumpunnektar.com.
Berdasarkan pengalaman saya, dalam menulis feature ini Kesulitan yang dihadapi sebenarnya bukan pada cara menyajikan tulisan, tetapi bagaimana merumuskan langkah-langkah tersebut hingga menjadi tulisan yang baik. Yang pasti, feature tidak boleh berupa fiksi dan setiap pewarnaan kata-kata tidak boleh menipu pembaca.
Maria Fransiska
mahasiwa dari Politeknik Negeri Jakarta,
Depok Jurusan Teknik Grafika Penerbitan (Jurnalistik)