KUPANG, beritalima.com – Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Dr. Merry Kolimon bersama Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore secara resmi membuka Pameran dan Expo dalam rangka perayaan HUT GMIT ke – 70 Tahun dan 500 Tahun Reformasi di Jemaat (GMIT) Syalom Kupang, Rabu (25/10). Pameran dan Expo ini adalah salah satu dari 11 rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama sepekan yaitu 25 – 31 Oktober 2017.
Ketua Majelis Sinode GMIT, Pdt. Merry Kolimon mengatakan, GMIT menyatakan syukur dengan berbagai cara, salah satu yang dibuka pada malam ini adalah Pamrena dan Expo dari jemaat berbagai klasis, Unit dan Badan Pelayanan di GMIT”, kata Merry Kolimon.
“ Ketika kita merayakan 70 tahun GMIT, kita bergumul dengan kenyataan, bahwa banyak sekolah – sekolah kita dalam kondisi memprihatinkan. Kita mendedikasikan perayaan – perayaan kita supaya menjadi sebuah perayaan yang berdampak. Kita berharap kegiatan – kegiatan ini menyumbang untuk hal – hal yang demikian. Perhatian kita berikan untuk orang tua kepada orang muda dan anak-anak. Sebab kalau kita bicara 70 tahun pertama, kita bagian dari 70 tahun itu, tapi kalau kita bicara 70 tahun yang akan datang, kita sungguh – sunggu memberi investasi kepada generasi yang akan datang,” kata Merry Kolimon.
Acara pembukaan tersebut diawali dengan ibadah syukur yang dipimpin Ketua Klasis Sumbawa, Pdt. Leo Lapubesi, yang dihadiri ratusan jemaat Gereja Syalom Kupang.
Dikatakan Merry Kolimon, pameran ini bukan kita mau show, tapi kami datang dengan kesaksian. Ini menjadi sebuah akta kesaksian kami sebagai tanda Tuhan memimpin kami 70 tahun GMIT. Kami harap di stand – stand bukan sebagai tempat gosip atau tempat kita omong orang, bukan tempat kampanye segala macam, tapi ingat ruang – ruang stand adalah ruang kesaksian.
Dia mengatakan, Pameran dan Expo yang berlangsung selama satu pekan itu, menampilkan produk tenun ikat terbaik dan hasil pertanian oleh jemaat dari berbagai klasis.
“ Kain – kain tenun terbaik dan hasil pertanian kami bawah untuk tampilkan. Tapi kami juga berharap Walikota Kupang dan pimpinan daerah, kita perlu membangun kerjasama sehingga potensi yang ada di jemaat ini bisa dikembangkan untuk pembaharuan dan pemulihan GMIT tapi juga untuk NTT,” harap Merry Kolimon.
Ketua Pelaksana, Winston Rondo dalam laporannya menyampaikan acara ini oleh Majelis Sinode Harian dan Panitia Pelaksana dalam bentuk pekan perayaan. “ Jadi kegiatan pekan perayaan, tidak hanya diperuntukkan bagi jemaat dewasa, tapi juga untuk laki – laki dan perempuan, anak – anak PAR dan pemuda. Demikian pula Expo tidak hanya jemaat klasis, tapi juga toko – toko buku, LSM dan penyandang disabilitas. Ini sebuah paket yang lengkap untuk kita merayakan 70 tahun GMIT dan juga bagaimana kehadiran Gereja dalam pergumulan jemaat, lingkungan dan bangsanya”, kata Winston Rondo.
Menurutnya, Pameran dan Expo ini diikuti sebabanyak 30 peserta dari 11 klasis. Selanjutnya pada Kamis (26/10) akan digelar lomba menggambar dan mewarnai. Untuk lomba mewarnai 54 peserta dari anak – anak usia 5 – 8 tahun. Sedangkan lomba mewarnai ada tiga peserta dan masih pembukaan pendaftaran.
Untuk lomba essay Refromasi dilaksanakan pada Jumat (27/10) sebanyak tujuh orang peserta yang mendaftar. Selanjutnya Sabtu (28/10) akan digelar Seminar GMIT dan Reformasi dengan tema Eklesia Reformata, Sempe Reformata.
Kemudian puncak perayaan HUT GMIT ke – 70 tahun, dan 500 tahun Reformasi pada Senin (31/10), dilakukan ibadah syukur yang berlangsung di GMIT Syalom Kupang. Ibadah syukur itu dirangkai dengan peresmian tugu prasasti berdirinya GMIT.
Ketua Badan Perwakilan GMIT di Jakarta, Tonce Samadara mengatakan, sebagai perwakilan di di Jakarta, mereka siap menjadi penyambung lidah dari jemaat GMIT.
“ Atas seijin dari ibu Ketua Majelis Sinode GMIT, bahwa akan memfasilitasinya menjadi mediator untuk menghadapi kondisi keprihatinan yang kita sama-sama hadapi saat ini di Jakarta. Pada 20 Oktober 2017, sudah ada penandatanganan MoU antara Kementerian Desa dan Sinode GMIT. Hal tersebut dapat menjadi sebuah titik awal diantara kita untuk menghadapi keprihatinan – keprihatinan yang kita sama – sama tahu dan kita rasakan”, katanya.
Sementara Walikota Kupang, Jefri Riwu Koreh mengatakan, pemerintah Kota Kupang dan GMIT mempunyai tanggungjawab besar, karena masih banyak anak – anak yang pendidikannya kurang baik. “ Dengan perayaan HUT 70 Tahun GMIT mengingkatkan kita bahwa di depan kita banyak saudara – saudara kita yang harus kita perhatikan. Oleh karena itu, pemerintah punya tanggungjawab besar bersama gereja untuk mengangkat kembali mereka supaya kuat dalam menghadapi globalisasi yang kita hadapi setiap saat”, harap Walikota Jefri Riwu Kore.
Pada kesempatan tersebut, Jefri mengharapkan kepada jemaat menanam pohon untuk menghijaukan Kota Kupang. Ia juga meminta jemaat GMIT menanam air dan membersihkan lingkungan. “ Dengan tiga hal ini saja 5 – 10 tahun yang akan datang sudah ada perubahan yang muncul dari masyarakat itu sendiri”, katanya. (L. Ng. Mbuhang)