SURABAYA, beritalima.com | Meski terdampak juga dengan adanya Pandemi Covid-19, kinerja Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (Bank Jatim) dalam Triwulan I 2020 rerata mengalami pertumbuhan.
Pejabat pengganti sementara (Pgs) Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha, mengungkap itu dalam diskusi virtual bersama IDX di Waktu Indonesia Berinvestasi (WIB) dengan tema “BJTM Menahan Laju Covid-19”, belum lama ini.
Disebutkan, yang pertama terdampak dengan adanya Pandemi Covid-19 adalah Dana Pihak Ketiga (DPK). Di Bank Jatim, jelas Ferdian, dananya ada dana pemerintah daerah, baik kota maupun provinsi, yang alokasinya ada yang dialihkan untuk penanganan Covid-19.
“Sebagian dana yang sebelumnya untuk project dialihkan untuk bantuan terkait pandemi Covid-19, sehingga beberapa proyek akhirnya ditunda karena dananya dialihkan,” terang Ferdian.
Namun demikian, DPK Bank Jatim pada Triwulan I 2020 masih tumbuh 11,48% atau kurang lebih Rp 57, 7 triliun. Dan, pertumbuhan ini lebih tinggi dari industri perbankan nasional yang berada di angka 9,45%.
“Untuk Kredit Bank Jatim mencapai Rp 38,4 triliun, naik 14,02% yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan perbankan nasional di angka 7,95%. Sedangkan laba Bank Jatim juga tumbuh, meningkat 8,33% yoy atau Rp 439 miliar,” jelasnya.
Upaya mempertahankan peningkatan kinerja Bank Jatim dengan POJK 11 tahun 2020 terkait stimulus ekonomi nasional, yang dinilai sangat membantu perbankan di tanah air termasuk Bank Jatim, sehingga bisa melakukan langkah restrukturisasi kredit yang bermanfaat tidak hanya bagi bank melainkan juga bagi nasabah.
Dipaparkan Ferdian, ada lima langkah utama sebenarnya yang akan dilakukan Bank Jatim, yakni penurunan suku bunga, perpanjangan atau perubahan jangka waktu kredit, penundaan pembayaran pokok atau bunga, penambahan akses pembiayaan, dan kombinasi dari empat poin sebelumnya. “Ini cukup bisa membantu menjaga stabilitas kinerja Bank Jatim di 2020,” tandasnya.
Dalam memasuki era new normal, Bank Jatim juga semakin meningkatkan layanan lain dalam rangka mendukung protokol kesehatan selama masa transisi. Layanan tersebut terbagi dalam dua konsep.
“Konsep yang diusung, pertama kegiatan perbankan kepada pemerintah daerah, yakni Electronic Keuangan Daerah (E-KD), dan yang kedua adalah konsep layanan yang ditujukan kepada nasabah retail (pelaku UMKM) dan consumer,” jelas Ferdian. “Temen-temen nasabah yang ingin mengajukan kredit tinggal memasukkan datanya, foto E-KTP dan lainnya, dalam hitungan jam sudah cair,” imbuhnya.
Disampaikan pula, sejak 2011 sampai 2019 kinerja Bank Jatim terus mengalami pertumbuhan. Secara rinci disebutkan, titik jaringan dari 758 titik menjadi 1.745 titik, total aset dari Rp 24,8 triliun menjadi Rp 76,7 triliun, kredit dari Rp 16 triliun menjadi Rp 38,3 triliun, dan DPK dari Rp 21,1 triliun menjadi Rp 60,5 triliun. (Ganefo)
Teks Foto: Pgs Direktur Utama Bank Jatim, Ferdian Timur Satyagraha.