Oleh : Aznil Tan
Saya termasuk tidak bangga ketika Jokowi meluncurkan mobil Esemka sebagai karya anak bangsa. Kenapa?
Karena mobil itu lahir dari hasil bully para kampret.
Kelemahan kita berbangsa adalah kekeliruan mengartikan apa itu negara maju. Sehingga kita latah membangun pabrik memproduksi barang seperti mobil, pesawat, dll.
Memproduksi mobil bukanlah dunia kita. Dunia kita adalah bertani dan melaut serta dunia kerajinan rakyat. Seharusnya kita membangun pabrik-pabrik mengolah hasil tani dan hasil laut kita. Bukan membangun dunia otomotif.
Tapi karena nyinyirnya para kampret mengejek Jokowi ketika Jokowi mengapresiasi karya anak Es-Em-Ka dengan menjadikan mobil tersebut sebagai kendaraan dinas walikota Solo, sehingga Jokowi suka tidak suka akhirnya membangun juga pabrik mobil Esemka setelah terpilih jadi presiden RI.
Jokowi diolok-olok dan dibully para haters sebagai presiden pembohong karena tidak mampu membangun mobil Esemka yang telah melambungkan namanya.
Sekarang Jokowi sudah bangun pabrik mobil Esemka. Pertanyaannya, apakah bully ke Jokowi tentang mobil Esemka ini berakhir?
Ternyata tidak !
Sekarang bully mereka mengatakan pabrik diresmikan Jokowi bukan pabrik asli tapi hanya tempat perakitan dengan merekrut tenaga anak lulusan SMK Solo. Mesinnya adalah made in China. Mobil Esemka itu adalah mobil merek Changan dari China.
Saya sejak 2014 mengamati haters Jokowi adalah gerombolan orang sakit hati yang tidak perlu dilayani. Dimata mereka, Jokowi adalah salah. Itu adalah harga mati. Jadi jangan berharap apapun prestasi Jokowi akan ada penghargaan dari mereka.
Seharusnya, ejekan para kampret tentang mobil Esemka itu tidak usah dilayani. Mereka itu sudah kalah pada Pilpres 2014 dan 2019. Biarlah mereka meratap dan tangis darah dengan kesakithatian mereka.
Saya memprediksi, tidak berapa lama lagi masa kejayaan mobil BBM akan tenggelam dan akan digantikan dengan kemunculan mobil listrik yang canggih, futuristik dan ramah lingkungan. Jadi membangun pabrik mobil Esemka tidak akan memajukan Indonesia. Bisnis membuat mobil BBM tidak prospek lagi.
Tugas Jokowi menjawab tantangan kampret membuat mobnas sudah selesai. Biarlah mobil Esemka yang dikelola oleh swasta ini berjalan secara profesional dan mandiri. Tidak usah dilayani lagi kicauan kampret tentang mobil Esemka.
Lebih baik Jokowi kedepan membangun pabrik-pabrik mengolah hasil pertanian dan kelautan. Mengembangkan dunia kerajinan rakyat. Bagaimana komoditi hasil pertanian dan kelautan kita tidak lagi dijual mentah tetapi sudah berdiri pabrik-pabrik memproduksinya menjadi barang jadi. Bagaimana hasil tambang kita juga telah berdiri pabrik-pabrik menghasilkan produk barang jadi.
Hasil pertanian, kelautan, rempah-rempah, kerajinan tangan, pariwisata, mineral, migas dan kuliner adalah kekayaan terbesar bangsa kita sebagai mesin pencetak uang untuk menjadi negara maju dan kaya.
Mengolah maksimal sektor tersebut bukan berarti kita negara kolot. Malah kita menjadi negara kuat di dunia. Negara yang tidak kenak dampak krisis global.
Kalau boleh saya menyontek istilah kampret, _”tidak ada artinya dibangun mobnas karena rakyat tidak makan mobil.”_ _Wkwkwk_????