Semangat itu pula, telah menjadikan Maluku semakin aman dan tentram, seiring waktu berlalu, pasca keterpurukan kehidupan orang Maluku pada peristiwa konflik horizontal beberapa tahun silam, telah menjadi pelajaran penting dalam menjaga dan meningkatkan semangat persaudaraan (pela gandong) yang terus tumbuh dan mengikat menjadikan orang Maluku yang satu dan cinta persatuan dan kesatuan bangsa dengan terikat pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Kehidupan umat beragama semakin bagus. Dari hari ke hari semakin meningkat, bulan ke bulan semakin meningkat, tahun ke tahun semakin meningkat,”kata Musaad Kepada beritaLima usai pelaksanaan upacara HUT RI di Tribun Lapangan Merdeka Ambon. Rabu (17/8/2016).
Musaad mengatakan, hal tersebut memberi gambaran bahwa kehidupan umat beragama di Maluku sudah kembali pulih, bahkan lebih baik dari sebelumnya. Semua pemeluk agama di Maluku memandang penting untuk menjaga hidup kerukunan tersebut. sebab tanpa kerukunan, semua aktifitas apapun itu, pastilah akan menemui kebuntutan di ujung perjalan.
“Itu artinya apa,? semua agama-agama, semua pemeluknya di malauku khususnya tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh perempuan menyadari sungguh, bahwa kerukunan itu indah dan penting. Tanpa kerukunan khan semua program akan menemui jalan yang buntu. Dengan demikian, karena kerukunann di ambon itu sudah sangat kuat, sehingga kearifan local masayarakat Maluku sudah sangat kuat. Lebih-lebih Kehidupan pela gandong yang sangat kuat,”
Dengan demikian, Musaad berharap semangat persatuan tersebut perlu dijaga dengan sebaik-baiknya, agar dapat memberikan pesan-pesan moril yang baik terutama, bagi generasi muda diwaktu-waktu mendatang. Meski berbeda karakter social, budaya serta adat istiadat serta wawasan politik, namun semangat persatuan itu penting untuk dijaga, agar semangat hidup kerukunan tersebut terus dilestarikan. Sebab perbedaan adalah sebuah anugerah Tuhan yang tak ternilai harganya. Juterus, dengan perbedaanlah kehidupan ini terasa indah.
“Kemarin saya melakukan perjalanan ke buru selatan, namlea. Saya lihat semua disana juga sudah punya kerukunan yang sangat kuat. Saya katakana bahwa tuhan ciptakan manusia ini khan berbeda-beda dan perbedaan itu adalah karunia, kekuatan. Baik dari sisi social budaya kita beda, intra agama kita beda, dari sisi politik kita beda. Namun, semangat persatuan dan kesatuan tetap terus dijaga. Dengan adanya persaudaraan pela gandong, kehidupan umat beragamadi Maluku sudah benar-benar kuat,”tutup Musaad.(L. Mukaddar).