MoU Kelanjutan Vaksin Nusantara, Komisi IX DPR Beri Apresiasi Tinggi

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Wakil Ketua Komisi IX DPR RI membidangi Kesehatan dan Tenaga Kerja, Melkiades Laka Lena mengapreasi Nota Kesepahaman (MoU) pihak-pihak terkait melanjutkan pengembangan vaksin Nusantara.

“Itu membuktikan penelitian ini sebagaimana yang disampaikan kepada masyarakat benar-benar bisa menjadi opsi untuk membantu bangsa ini mendapatkan vaksin ataupun mendapatkan pengobatan yang baik bagi penanganan pandemi di tanah air,” ucap Melki dalam keterangan pers yang diterima awak media, Selasa (20/4).

Melki memastikan Komisi IX dan Pimpinan DPR RI akan terus memberikan dukungan penuh agar para peneliti vaksin Nusantara bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, yaitu menghasilkan produk kesehatan terbaik sesuai dengan amanat Presiden Presiden Joko Widodo Jokowi.

Itu tertuang dalam Inpres No: 6/2016 agar bangsa ini terus menerus melakukan perceapatan produksi obat dan alat kesehatan dalam negeri.
“Kami apresiasi setinggi-tingginya RSPAD, dan juga para peneliti dari RS Kariadi, Undip, Balitbangkes, peneliti dari AS yang sudah membantu penelitian ini bisa menghasilkan yang baik dan membantu masyaraikat mendapatkan vaksin yang baik.”

Melki berpandangan, perdebatan di ranah publik atas kehadrian vaksin Nusantara sebenarnya bentuk kecintaan semua pihak kepada peneliti agar mendapatkan obat yang namanya vaksin Nusanatra.

“Vaksin Nusantara telah menjadi pembuka, pendobrak agar kita semua bisa pahami produk dalam negeri bisa dipakai sehingga kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Bahkan bisa menjadi solusi bagi negara lain dan masyarakat di seluruh dunia.”

Melki berharap penelitian berbasis sel dendritik yang dikembangkan para peneliti vaksin Nusantara bisa terus mendapat tempat bagi seluruh rakyat di tanah air.

Melki yang mengaku termasuk salah satu relawan vaksin Nusantara, berpandangan bahwa vaksin Nusantara telah memenuhi kaidah ilmiah seperti dibuktikan melalui Nota Kesepakatan yang sudah dibuat TNI, Menteri Kesehatan, juga Badan POM yang diinisiasi Menko PMK. “Kami di Komisi IX akan membantu agar semua berjalan baik semoga penelitian ini dapat mendapatkan kepastian,” tegas dia.

Untuk diketahui Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Badan Pengawas Obat&Makanan (BPOM) Penny K Lukito menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait penelitian berbasis pelayanan sel dendritik.

Penandatanganan itu disaksikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI Muhajir Effendy di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Senin (19/4).

Penelitian berbasis pelayanan sel dendritik yang dikembangkan para peneliti vaksin Nusantara digunakan untuk meningkatkan imunitas terhadap virus SARS-CoV-2 atau Covid-19.

Dalam keterangan tertulis dari Dinas Penerangan Angkatan Darat (Dispenad) menyebutkan berdasarkan kesepakatan tersebut, penelitian nantinya akan dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta.

Selain mempedomani kaidah penelitian sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan, penelitian ini juga bersifat autologus. Artinya, penelitian hanya dipergunakan untuk diri pasien sendiri sehingga tidak dapat dikomersialkan dan tidak diperlukan persetujuan izin edar.

“Penelitian ini bukan merupakan kelanjutan dari uji klinis adaptif fase 1 vaksin yang berasal dari sel dendritik autolog yang sebelumnya diinkubasi dengan Spike Protein Severe Acute Respiratory Syndrome Corona Virus-2 (SARS-CoV-2) pada subjek yang tidak terinfeksi Covid-19 dan tidak terdapat antibodi antiSARS-CoV-2,” isi keterangan tertulis tersebut.

Ke depan, uji klinis fase 1 yang sering disebut berbagai kalangan sebagai program Vaksin Nusantara ini masih harus merespons beberapa temuan BPOM yang bersifat critical dan major. (akhir)

 

beritalima.com

Pos terkait