JAKARTA, Beritalima.com– Kosgoro 1957 menggelar Musyawarah Besar (Mubes) dengan agenda utama memilih Ketua Umum sekaligus kepengurusan periode mendatang. Mubes yang dijadwalkan akhir Maret 2021 itu sudah mulai memanas dan terasa riak nepotisme
Pasalnya, ungkap pengamat politik Universitas Esa Unggul Jakarta, Muhammad Jamiluddin Ritonga saat bincang-bincang dengan Beritalima.com di Jakarta, pekan ini, Agung Laksono salah satu tokoh sentral dalam organisasi sayap Partai Golkar ini diduga berpihak kepada salah satu calon ketua umum.
Keberpihakan mantan Ketua DPR RI tersebut kepada salah satu calon ketua umum memang disayangkan banyak pihak. Sebab, Agung Laksono yang selama ini sudah menjadi panutan di Kosgoro 1957, dikhawatirkan akan kehilangan marwah akibat keberpihakannya tersebut.
Memang ironi, kata pengamat yang akrab disapa Jamil ini, bila Agung tiba-tiba menjadi nepotisme. Apalagi kalau itu dilakukan dia hanya untuk mengantarkan Dave Akbarshah Fikarno yang nota bene darah daging Agung Laksono menjadi calon ketua umum Kosgoro 1957 pada Mubes ke V.
Itu akan menanggalkan image Agung Laksono sebagai panutan dan dituakan di Kosgoro 1957.
Jangan sempat muncul kesan, Agung Laksono sudah menganggap Kosgoro 1957 sebagai organisasi keluarga, bukan lagi organisasi publik.
Kalau kesan ini muncul, lanjut Jamil, tentu reputasi Agung sebagai tokoh Kasgoro 1957 bakal rusak baik di internal maupun eksternal organisasi sayap partai sayap partai berlambang Pohon Beringin tersebut. Nepotisme juga akan membuat Kosgoro 1957 bakal kehilangan kesempatan untuk mendapat pemimpin yang mumpuni.
Pimpinan hasil nepotisme berpeluang besar akan melahirkan nakhoda yang memble di Kosgoro 1957.
Kalau hal itu tetap dilaksanakan, soliditas di Kosgoro 1957 dapat goyah. Para anggotanya tidak lagi memiliki kebanggaan pada organisasi.
Bila itu yang terjadi, Kosgoro 1957 bakal kehilangan marwah. Hal ini tentu tidak diinginkan Agung maupun pembina Kasgoro lainnya atau pihak-pihak yang pernah membesarkan organisasi tersebut.
Karena itu, kata Jamil, akan bijak bila Agung menyetop nepotisme dalam Mubes ke IV.
“Biarkan kader-kader potensial bermunculan dan bertarung secara demokratis pada Mubes Kosgoro nanti.
“Agung sebagai panutan selayaknya dapat menjadi tut wuri handayani. Dengan begitu, reputasi Agung tetap terjaga,” demikian Muhammad Jamiluddin Ritonga. (akhir)