SURABAYA | beritalima.com – Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Kota Surabaya menggelar Acara Halal bi Halal dan Silaturahim Syawal di Gedung Tower SMA Muhammadiyah 2 Pucang Surabaya pada Minggu, (5 Mei 2024). Kegiatan tersebut dihadiri oleh Pengurus MUI Kota Surabaya, Para Ketua dan Sekretaris MUI Kecamatan Se Kota Surabaya, Pimpinan Organisasi Masyarakat Islam dan juga perwakilan dari Walikota Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum MUI Kota Surabaya KH. Abdul Muchit Murtadlo menegaskan bahwa pentingnya Silaturahmi yaitu dengan menyambung tali Persaudaraan antar sesama Manusia . menurutnya ciri ciri orang beriman adalah orang yang Gemar Silaturahim dan tidak suka memutuskan Tali Silaturahim. Ulama sepuh dari Nahdlatul Ulama ini juga menyitir hadist “ Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir hendaklah ia menyambung hubungan Silatutrahim “ ( HR. Bukhari) ungkapnya
Selanjutnya narasumber pertama disampaikan oleh KH. Dr. Zainuddin, Dengan membawakan Tema Model Silaturahim era Milenal. Menurut Dosen UINSA ini pentingnya Silaturahim bertemu dengan fisik atau Face to Face dari pada Silaturahim melalui bentuk Telekomunikasi atau media sosial meskipun sekarang sudah zamanya media Onliane.
“ Silaturahim Era milenial itu sudah tidak mau bertemu dengan orang lain , senang lewat Handphone dari pada bertemu dengan orang langsung, namun Silaturahim dengan bertemu langsung ini sejatinya lebih baik dari pada hanya melaui Whast App atau media sosial ” ungkapnya.
Disamping itu, Narasumber kedua Dari Ketua Komisi Fatwa MUI Surabaya Ust Abdul Wahid Faizin menjelaskan betapa pentingnya MUI sebagai rumah besar Umat Islam.
Alumni Pondok Pesantren Sidogiri ini menyampaikan bahwa salah satu nikmat terbesar Allah adalah Aman. Bahkan dalam doa’ Nabi Ibrahim, Aman lebih didahulukan dibanding Iman. Dalam surah Ibrahim disebutkan
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekkah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala” (Surat Ibrahim, Ayat 35)
Kenapa Doa’ Nabi Ibrahim selalu dimulai dengan doa’ Aman karena Aman adalah nikmat terbesar Allah. Iman Al-Razi berkata: Mengawali doa dengan meminta nikmat aman (kesejahteraan) dalam doa tersebut menunjukkan bahwasanya nikmat aman (kesejahteraan) suatu daerah adalah salah satu nikmat terbesar. Dan kemaslahatan agama dan duniatidak akan tercapai kecuali dengan adanya kesejahteraan tersebut.”
Kita bisa bercengkrama dengan bahagia dan menikmati apa yang kita miliki ketika kita memiliki rasa aman. Bahkan kita bisa menjalankan keimanan kita dengan sempurna ketika kita merasa aman. Bayangkan ketika kita hidup di negara konflik yang tidak aman, maka kita tidak akan bisa menikmati kehangatan bercengkrama dengan keluarga dan tidak nyaman dalam menjalankan ibadah.
Aman sentosa di atas akan tercapai ketika kita sebagai bangsa mampu bersatu dan tidak saling berpecah. Ketika kita terpecah belah, maka itulah salah satu ‘adzab yang diturunkan Allah kepada kita. Allah berfirman : Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)“ (QS. Al-An’am: 65)
Dari sinilah peran penting MUI sebagai rumah besar bersama umat Islam bisa menjadi perekat ukhuwah. Para pengurus MUI yang terdiri dari berbagai macam ormas harus bisa menjadi contoh kuatnya ukhuwah antara umat Islam tanpa harus melihat latar belakang ormas, kelompok dan golongan.
Penulis buku Zakat Kontemporer ini juga menegaskan bahwa Salah satu kaedah penting yang perlu dipegang bersama dalam menjalin ukhuwah adalah “Kita saling tolong-menolong dalam perkara yang kita sepakati, dan saling memaafkan (respect) terhadap perkara yang kita berselisih di dalamnya”. Ungkapnya mengakhiri.