Mulyanto: Pemerintah Tidak Serius Kembangkan Produk Inovasi Teknologi Anak Bangsa

  • Whatsapp

JAKARTA, Beritalima.com– Politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI dibidang teknologi, Dr H Mulyanto M.Eng mengatakan, dicoretnya pengembangan pesawat N245 dan R80 dari Program Strategis Nasional (PSN) dinilai gegabah dan mengabaikan kesungguhan ahli dirgantara anak bangsa yang sudah bersusah-payah mengembangkan program kedua pesawat tersebut.

Pemerintah pimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), kata anggota Komisi VII DPR RI membidangi Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ilmu Pengetahuan dan Teknologie (Iptek) serta Lingkungan Hidup (LH) itu dalam keterangannya kepada Beritalima.com, Rabu (17/6) siang, adalah bukti Pemerintah tidak menghargai capaian intelektual para ilmuwan mempersiapkan purnarupa pesawat N245 dan R80 selama ini.

Mulyanto yang juga Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI bidang Industri dan Pembangunan menilai keputusan itu lebih bernuansa politis dan kurang objektif mempertimbangkan aspek strategisnya. “Pengembangan transportasi udara kelas menengah, 100 persen hasil inovasi teknologi anak bangsa ini penting dan strategis untuk mendapat prioritas Pemerintah. Selain karena cocok untuk Indonesia sebagai negara kepulauan, juga tepat buat keperluan pertahanan-keamanan, program ini juga akan memacu peningkatan kemampuan inovasi teknologi nasional.”

Mantan Sekretaris Menteri Riset dan Teknologi era periode kedua Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu menyebut, dicoretnya program pengembangan pesawat N245 dan R80 dari PSN merupakan kecerobohan Pemerintah dalam hal pengembangan produk inovasi teknologi anak bangsa.

Pemerintah, papar lulusan Tokyo Institute of Technology, Jepang tersebut, semestinya menjadi fasililator pengembangan produk inovatif. Namun, kenyataannya Pemerintah tidak memberi dukungan yang cukup buat terwujudnya produk teknologi yang dapat dibanggakan masyarakat dan bangsa Indonesia.

“Inikan sangat ironis. Padahal, sekalipun program pengembangan N245 dan R80 ini masuk dalam daftar PSN, Pemerintah tidak serta merta harus menyediakan anggarannya. Sebab pengadaan anggarannya bisa dilakukan dengan berbagai cara dan model kerjasama,” tegas legislator dari Dapil III Provinsi Banten tersebut.

Lebih jauh, Mulyanto mendesak Pemerintah kembali mempertimbangkan keputusan pencoretan pengembangan pesawat N245 dan R80 dari PSN sehingga nantinya Pemerintah tidak dianggap telah mematikan semangat inovasi teknologi anak bangsa.

Menurut Mulyanto, keputusan itu kontraproduktif dan berbahaya. Karena itu, dia berharap program yang sudah bagus tersebut tidak terhenti di tengah jalan. Jangan mengulangi nasib sama seperti N250, yang kandas tidak dilanjutkan. Membangun semangat teknologi anak bangsa ini tidak mudah. Sejarah teknologi nasional mencatat, bagaimana susahnya puluhan tahun Begawan Teknologi kita Prof Dr BJ Habibie membangun dan menerbangkan pesawat N-250.

“Itu seratus persen inovasi anak bangsa yang membanggakan. Apalagi saat ini banyak para ahli pesawat kita yang pindah ke industri pesawat di luar negeri, sementara yang tersisa mulai memasuki masa-masa purna tugas,” demikian Dr H Mulyanto M.Eng. (akhir)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait