SURABAYA, Beritalima.com |
Carut marut pendapat dan pandangan masyarakat tentang Dasar Negara, menimbulkan konflik, terlebih jika hal tersebut ditunggangi oleh kepentingan politik. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua fraksi Nasdem DPRD Provinsi Jatim Muzammil Safi’i
Senin (29/6/2020).
Muzammil yang mantan wakil bupati Pasuruan 2 periode ini menjelaskan, dirinya diundang sebagai pembicara dalam sebuah seminar Webinar. Dalam seminar tersebut akan dibahas
yang terkait dengan peran peran media elektronik radio dan televisi dalam membangun wawasan kebangsaan.
“Materi ini menjadi sangat penting saat ini, terutama sekali di era era pandemic. Kan ada dua permasalahan yang sangat krusial. Nomor satu masalah kesehatan, masalah ekonomi dan masalah ini terjadi di berbagai negara, termasuk Indonesia. Masalah pandemi covid-19 ini menjadikan negara ini menjadi drop. Kemampuan ekonominya drop. Kemampuan sehatnya drop. Ini yang bisa memicu persoalan-persoalan politik,” terang Muzammil.
Persoalan-persoalan politik itu kemudian muncul ada tuntutan macam-macam, termasuk didalamnya muncul isu PKI, muncul isu reshuffle kabinet, muncul investment macam-macam.
“Itu intinya pada persoalan kebangsaan. Sekarang ini perlu era digital yang sudah tidak bisa dikendalikan. Sudah sedemikian luar biasanya. Setiap orang bisa menjadi wartawan, setiap orang bisa menjadi narasumber, setiap orang bisa menjadi apa saja yang dikehendaki. Dengan fasilitas yang ada lewat YouTube, lewat Facebook, lewat Instagram, mereka mengimplementasikan kehendaknya,” sambung Muzammil.
Apakah itu betul atau salah, tidak perduli. Kemudian dia melakukan sharing, melakukan sharing berita yang analisisnya dari berbagai macam yang belum tentu ada kebenarannya.
“Ini bisa memicu persoalan-persoalan di kebangsaan dan persatuan. Kalau itu kemudian mengkristal menjadi kelompok-kelompok yang sama-sama menginginkan, maka ini yang bisa menjadi persoalan yang sangat mengkhawatirkan. Apakah itu konflik intelektual, konflik narasi, bisa juga menjadi konflik fisik kalau tidak diberikan satu solusi. Peran media ini menjadi sangat penting,” tandasnya.
“Kalau kita kembali kepada persoalan yang di Syria, mereka menggerakkan masyarakat lewat media. Memang ada persoalan sebagai entry point pemicu, yakni kesenjangan. Kemudian ketidakadilan. Tapi itu dikemas di dalam sebuah media yang luar biasa singkat. Sekarang terjadi perang saudara, lalu luluh lantak sampai sekarang,” keluhnya.
Di Indonesia ini tentunya prinsip dari media itu kan media yang bertanggung jawab. Apakah tanggung jawab moral maupun tanggung jawab formal. “Kepentingan negara dan masyarakat serta peran radio dan televisi menjadi sangat penting. Sebetulnya media media internet yang sekarang ini yang sudah menjadi populer. Nah bagaimana radio dan televisi Ini bisa memberikan satu gambaran tentang pentingnya persatuan kesatuan dan wawasan kebangsaan pada masyarakat. Sekarang ini kan Pancasila menjadi isu yang seksi, seksi dengan undang-undang yaitu timbul pro kontra,” sergah Muzammil.
Kemudian Pancasila yang ingin diperas menjadi Trisila, kemudian menjadi Ekasila. Contoh kongkritnya ini, maka kita berharap televisi dan media bertindak sebagai upaya untuk mendinginkan suasana, membangun kebersamaan, membangun wawasan kebangsaan, bukan justru menjadi kompor.
“Yang memanas-manasi situasi yang ada. Kalau itu tidak bisa dilakukan, kita khawatir ditunggangi kepentingan politik yang memecah belah kesatuan NKRI. Peran radio dan televisi ini punya kedudukan sangat penting sekali, walaupun sekarang ini sudah tidak begitu banyak orang melihat tontonan. Ya karena sudah bisa dilihat lewat HP. Kepentingan masyarakat sekarang ini akibat dari semua itu kan ditimpakan kepada pemerintah. Ini yang makin hari makin turun trush kepada pemerintah,” lanjutnya.
Orang akan mengambil langkah-langkah sendiri. Ada dua hal yang yang sekarang ini mengkhawatirkan. Satu, kepercayaan kepada penegak hukum ini sudah sangat rendah. Nah kalau sudah begitu, maka masyarakat akan mencari solusi di luar. Ini yang pasti akan terjadi konflik. Oleh karenanya Pers dan media ini punya peran penting dalam membangun, mendinginkan suasana agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Kalau pemerintah sulit untuk bertindak, Pers sebagai penengah antara pemerintah dengan masyarakat untuk memberikan pencerahan,” pungkasnya.(yul)