KUPANG, beritalima.com – Perayaan Natal Oikumene NTT 2016 merupakan idealisme dan kesadaran kita mengenai pentingnya merawat kerukunan dan persatuan dalam keberagaman, menyiratkan semangat kemajemukan dalam acara Natal Oikumene. Karena itu, dalam Perayaan Natal Oikumene tahun ini, bukan saja melibatkan Majelis Sinode GMIT, Keuskupan Agung Kupang dan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur seperti biasanya pada tahun-tahun sebelumnya, tetapi juga Gereja-gereja Kristen lainnya, bahkan agama-agama lain juga.
“ Dalam Perayaan Natal Oikumene NTT 2016, juga kita melibatkan Pemuda Lintas Agama diantaranya Pemuda Hindu, GP Ansor NTT di awal sebelum ibadah dimulai”, katanya.
Demikian disampaikan Ketua Panitia Pelaksana Natal Oikumene Gereja Masehi Injili Di Timor & Keuskupan Agung Kupang, Pdt. Johny E. Riwu Tadu, S.Th, M.Sn saat jumpa pers dengan wartawan di Millenium Ballroom Pasir Panjang, Kupang, Kamis (5/1/2017).
Dalam acara jumpa pers tersebut, Pdt. Johny didampingi Wakil Ketua Panitia, Rm. Yerimias Siono, dan Pdt. Nehemia Sailana, M.Th dan Elvrid Saneh.
Ibadah Natal dan Perayaan Natal akan dilaksanakan di Jumat (6/1/2017) di Millenium Ballroom Pasir Pajang, Kota Kupang yang akan dihadiri peserta kurang 1.500 orang, yakni Gubernur dan unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) NTT, Sekretaris Daerah, Pimpinan SKPD dan PNS Provinsi NTT, Uskup Agung Kupang, Rohaniwan/Rohaniwati, OMK dan umat di Keuskupan Agung Kupang, Ketua Majelis Sinode GMIT, para Pendeta, dan jemaat dalam lingkup GMIT dan Denominasi Kristen lainnya, para undangan baik pusat, provinsi maupun kabupaten/kota.
Perayaan Natal Oikumene kali mengambil tema “ Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud ” (Lukas 2:11).
Ia menambahkan, Pembentukkan Panitia Pelakana Perayaan Natal Oikumene NT Tahun 2016 ini didasarkan pada Surat Keputusan Bersama Majelis Sinode GMIT Nomor: 1022/SK/MS-GMIT/G/2016 tanggal 5 Desember 2016 & Keuskupan Agung Kupang Nomor: 08/KAK/XII/2016 tanggal 5 Desember 2016.
Yang tujuannya adalah (1) Sebagai sumber inspirasi untuk menumbuhkembangkan toleransi, dedikasi, motivasi serta semangat juang dalam meningkatkan kualitas kehidupan sosial gereja dan pengabdian kepada masyarakat, (2) Sebagai wujud idealisme dan kesadaran kita mengenai pentingnya merawat kerukunan dan persatuan dalam keberagaman, (3) Adanya wujud kepedulian kasih bagi sesame yang membutuhkan pertolongan.
Ia menambahkan, Liturgos Ibadah dipimpin oleh: RD. Simon Tamelab dan Pdt. Elfrantin J. de Haan, S.Th, Pengkhotbah oleh YM Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang.
Sedangkan Doa Syafaat Bersama, yakni (1) Bangsa dan Negara Indonesia, serta Pemerintah (Pusat, Daerah dan Kab/Kota): Pdt. M.J. Karmany, S.Th, (2) Masalah-masalah sosial dan ekosistem, penyakit masyarakat dan bencana: PHDI Wilayah NTT,(3) Masalah hukum, keadilan dan keamanan, Bhikkhu Atthapiyo, dan (3) Gereja dan Pelayanannya bagi dunia, Pdt. Hendrik Ndun.
Selanjutnya dia mengatakan, Perayaan Natal Oikumene kali ini bukan saja fokus pada Ibadah dan Perayaan Natal, tetapi juga akan dilaksanakan berbagai aktivitas yang merupakan wujud kepedulian kasih (diakonia) dalam bentuk Donor Darah, Bantuan kepada Panti Asuhan dan Kelurga-keluarga Korban Penggususuran di Oebufu dan Oesapa.
Untuk Donor Darah di dua gereja yaitu Jemaat GMIT Koinonia Kupang dan Paroki Santa Maria Assumpta akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Januari 2016 pada Pkl. 09.00 – 12.00 dan Pkl. 15.00 – 18.00.
Pelayanan kasih kepada beberapa Panti Asuhan pada hari Jumat (13/1). Demikian juga Kepedulian kepada Keluarga-keluarga Korban Penggusuran di Oebufu dan Oesapa sekitar 70 kepala keluarga (KK) dengan cara memfasilitasi pembukaan Posko Tetap di Jemaat Maranatha Oebufu dan Paroki Santa Maria Assumpta yang dimulai dengan Rapat Bersama pada hari Senin (9/1/2017). (Ang)