Banyuwangi, 26 April 2018 (Humas Bakamla RI) — Riuh suara seseorang yang meminta pertolongan, seolah-olah orang tersebut akan tenggelam dan mengharap datangnya bantuan dengan segera. Ternyata kegemparan itu berasal dari 17 orang peserta yang sedang mengikuti Pelatihan Water Rescue Bakamla RI, di Kolam Renang Sembilan Palem Muncar, Kamis (26/4/2018).
Ketujuh belas orang ini mempraktikan pembekalan materi yang telah diperoleh selama dua hari di TPI Satelit Muncar Banyuwangi Jawa Timur.
Sebelum melakukan praktik di kolam renang, para peserta yang terdiri dari perwakilan nelayan Banyuwangi, Radio Amatir Penduduk Indonesia (RAPI), Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Banyuwangi SAR Independent (BSI), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan pemanasan dengan olah raga senam dan lari pagi.
Saat ditemui di sela-sela kegiatan, Kasi Penyiapan Potensi Basarnas Pusat Gugus Widoyoko mengatakan, pelatihan hari ini merupakan praktik tahap satu sebelum peserta melakukan aksi langsung di Laut Muncar.
“Kemarin para peserta sudah melaksanakan praktik pertama untuk memastikan apakah semua peserta ini bisa berenang atau tidak”, jelas Gugus. “Berenang pun bebas menggunakan gaya apa saja, bisa gaya bebas, gaya dada atau gaya punggung’, ungkapnya lebih lanjut.
Dalam pelaksanaannya, para peserta terbagi ke dalam dua kelompok. “Kita tidak turunkan langsung dalam satu kesempatan tapi kita bagi dua kelompok, dan satu orang pelatih sudah berada di air untuk menjaga keselamatan para peserta,” imbuhnya.
Materi latihan hari ini meliputi uji tahan nafas di dalam air. Durasi mulai dari 5 – 50 detik dan kemampuan maksimal peserta. Setelah itu peserta berenang sejauh 50 meter, dan langsung melakukan ujian tahap selanjutnya. Peserta diuji mengambang di air mulai dari 5 – 20 menit.
Tidak hanya itu, peserta juga diuji berenang dengan berbagai gaya, mulai dari gaya bebas, gaya dada, dan gaya gunting sejauh 50 meter. Seakan masih belum cukup, peserta kemudian mempraktekan materi RTRGT yaitu reach, throw, row, go, dan tow yang meliputi cara membawa korban, melempar alat bantu, membawa korban ke tempat aman, membawa korban menggunakan perahu, berenang pulang, dan kembali membawa korban dan masih banyak lagi.
Peserta yang melakukan praktik langsung dievaluasi oleh pelatih dan langsung memperbaiki kesalahan yang dilakukan agar peserta benar-benar dapat memahami dan siap menghadapi keadaan darurat saat melakukan aktifitasnya di laut.