BOGOR, beritaLima.com – Pasca sang suami meninggal dunia lima belas tahun silam, nenek Eni (70) hidup sebatangkara. Pernikahannya tidak membuahkan satu orang anakpun dan kini tinggal di warung reyot di bahu jalan penghubung Cianjur – Bogor.
Setiap hari warung kecilnya rata – rata menghasilkan Rp. 40 ribu – Rp. 50 ribu, keuntungannya paling besar Rp. 10 ribu. Angka yang jauh dari kata cukup.
Kepada awak media, Sabtu (9/9/2017), warga Desa Sernasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor itu mengaku tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Warung nenek Eni keadaannya sudah tidak layak huni, beberapa bagian sudah lapuk bahkan bolong, angin kencang dengan leluasa masuk ke dalam. Akankah nenek Eni terus menikmati sisa-sisa hidupnya di bahu jalan ?! (Pathuroni Alpian).