BANYUWANGI, beritalima.com – Diskusi Sahabat Sugirah dengan puluhan elemen masyarakat semakin serius ke pembaharuan desa.
Hadir dalam acara Diskusi bersama Sahabat Sugirah “Ngopi Bareng” di Halaman Radio Bintang Tenggara, Desa Wringin Agung, Kecamatan Gambiran, Jum’at (13/4/2018). Yakni, GP Anshor, Laros Jenggirat Banyuwangi, Gabungan Radio Komunitas RAPI, penggiat aktifis perempuan, jurnalis, pencak silat pagar nusa Srono, Karang Taruna Desa Kebaman, Ikatan Pelajar Cempokosari, Komunitas Pengkol, maupun pengamat politik juga ikut terlibat di dalam diskusi tersebut.
Dengan mengusung tagline ” Bangun Deso, Notho Kutho” diskusi semakin menarik setelah Sekretaris, Teguh Priyantono Adi menyampaikan maksud tujuan Sahabat Sugirah mengenalkan sosok H. Sugirah wong deso, sukses dijalur politik dua periode di DPRD Banyuwangi.
Dalam sambutannya, Sekretaris Sahabat Sugirah, Teguh Riyadi menuturkan, sesuai tagline yang diusungnya “Mbangun Deso, Noto Kutho” dirinya mengenalkan berdirinya ide sederhana Sahabat Sugirah yang ingin mengenal lebih dekat melalui diskusi bersama elemen masyarakat. Dari berdirinya, 11 November 2017 perlahan Sahabat Sugirah mendatangi berbagai wilayah dan berdiskusi dengan masyarakat kecil di pelosok desa.
Serta uraian dari keynote speaker, Ketua Forum BPD Banyuwangi, Rudi Hartono yang menjelaskan program kerakyatan dari presiden Jokowi tentang desa serta peran masyarakat turut membangun desa. “Masyarakat harus memiliki usulan terhadap pembangunan. Karena pembangunan desa jadi tanggungjawab masyarakat desa itu sendiri. LPMD juga harus ikut mengawal usulan ke desa, kecamatan dan kabupaten,” kata Rudi Hartono.
Ditambahkan, Rudi Hartono memberikan tantangan pada Sahabat Sugirah untuk bisa mencerdaskan masyarakat desa.
Menurutnya, membangun suatu wilayah bisa dilakukan mulai dari wilayah pedesaan dan mensejahterakan masyarakat kecil di desa. Dengan begitu, akan berdampak positif dan sebagai tahap menata kota yang diinginkan.
Contohnya, salah satu anggota DPRD Banyuwangi, H. Sugirah yang lahir sebagai petani di Desa Saneporejo, Kecamatan Bangorejo yang memiliki sifat low profile.
Dalam kesempatan yang sama, Hari Suharto dalam uraiannya banyak menjelaskan kebenaran tentang figur H. Sugirah. “Beberapa tahun lalu, H. Sugirah itu tukang doa, kemudian pernah mengadakan turnamen sepakbola di lapangan Senepo. Kemudian tiba tiba dia mencalonkan jadi DPRD. Tagline nya saya masih ingat, Sugirah bakol lombok. Gara gara bakol lombok, akhirnya dia mendapat kepercayaan dari masyarakat dan dua periode jadi anggota DPRD dari PDIP,” kata Hari Soeharto.
Acara diskusi, juga dilakukan sesi tanya jawab dengan peserta diskusi. Dan berharap kegiatan semecam ini lebih ditingkatkan kembali. (Bi)