Ponorogo, beritalima.com | Diakui atau tidak, pergerakan suara calon DPD RI, terutama dapil Jawa Timur, menjadi atensi banyak pihak. Hal ini tak lain prediksi hadirnya kejutan demi kejutan tentang siapa yang menduduki posisi pertama, kedua, ketiga, dan keempat untuk kelak sebagai senator mewakili Jatim.
Salah satu diantaranya adalah Dr. Lia Istifhama, keponakan Khofifah Indar Parawansa. Putri dari mantan Komandan Banser Jatim alm. KH. Masykur Hasyim tersebut, disebut-sebut Srikandi NU yang diprediksi banyak pihak, menjadi bintang di senayan.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Abdullah Amas, mantan Fungsionaris PB HMI, yang meyakini bahwa Ning Lia akan menjadi bintang paling bersinar diantara anggota DPD RI lainnya.
“Ning Lia memang sudah sepantasnya menang, pengalamannya panjang semenjak dididik langsung ayahandanya Mantan Ketua DPW PPP Jatim. 1000 persen yakin, kecerdasan, kepedulian, dan ketegasan ning Lia menjadi alasan kuat menjadi bintang paling bersinar di senayan, diantara senator lainnya. Apalagi, saya yakin, semua pasti bilang, ning Lia ini cantik asli.”
Sosok ning Lia memang menyita perhatian publik. Bukan hanya dari kalangan HMI, tapi juga nahdliyyin. Banyak kader muda NU yang terang-terangan siap mengawal kemenangan ning Lia. Tak terkecuali Ketua Ansor Ponorogo, Muhammad Ilham.
“Saya yakin ning Lia kelak menunjukkan kiprahnya sebagai pejuang perempuan di senayan. Beliau potret kader muda NU yang memiliki jiwa petarung. Meski tampak kalem, tapi saya mengikuti proses beliau dan saya melihat bahwa beliau sangat tegas. Dan memang orangnya asli baik, saya melihat beliau sangat sederhana, seperti halnya Bu Khofifah yang sangat sederhana dan merakyat,” jelas gus Ilham, sapaan akrab aktivis milenial tersebut.
Proses panjang yang dilakukan ning Lia, dinilai Gus Ilham menjadi hak mutlak ning Lia sehingga kemudian ia unggul di Kabupaten Ponorogo.
“Sesuai hasil reakpitulasi, Ning Lia unggul di Ponorogo dengan raihan suara 88.463. Ini pertanda mutlak kemenangan NU di bumi reog,” tegasnya (6/3).
Secara terpisah, ning Lia melalui seluler (6/3), mengaku sangat bersyukur dan mengucapkan terimakasih atas semua pihak.
“Terimakasih tak terhingga kepada Bapak Bupati, kang Giri yang selalu memberikan saya motivasi untuk terus berjuang dan menjalani proses politik yang terjal dengan tetap mengindahkan tujuan positif. Juga para kader NU, terutama Ansor dan Fatayat, serta teman-teman komunitas Reog, dan tentu pihak lain, diantaranya simpatisan Golkar, yang kemarin juga membantu saya.”
Menyinggung perkataan Gus Ilham bahwa kemenangan ning Lia adalah kemenangan NU, ia pun mengamini.
“Alhamdulillah, saya tentu bersyukur dan berharap bisa memberikan ikhtiar yang baik, ikhtiar yang selalu disadari niat memberikan kemaslahatan bagi banyak pihak, khusushon warga nahdliyyin,” jelasnya.
Sebagai informasi, sosok ning Lia memang tidak asing bagi warga Ponorogo. Kepeduliannya kepada seni, bahkan membuatnya mendapat predikat putune warok reog. Hal ini seperti yang pernah disampaikan oleh Priyo Purnomo, putra tokoh kesenian Ponorogo Koesnoe Wijanarko yang juga Ketua Komunitas Reog Sardulo Suryo Putro.
“Ning Lia layak disebut sebagai putune warok Ponorogo. Hal ini karena kepedulian dan kecintaannya pada kesenian tradisional dan kepeduliannya kepada wong cilik, terutama masyarakat yang ingin sekali reog diakui oleh dunia sebagai warisan budaya asli Ponorogo,” katanya, di tengah Festival ‘Reogan Sardulo Suryo Putro dan Reog Merto Kusumo’, 31/8/2023 lalu.