NTT, Juara II TPID Provinsi Berkinerja Terbaik

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Nusa Tenggara Timur, I Nyoman Ariawan Atmaja mengatakan, dari sisi perkembangan harga, inflasi Provinsi NTT sepanjang tahun 2009 tetap terjaga. Hingga bulan November 2019, inflasi tercatat lebih rendah dibandingkan nasional. Secara kumulatif, inflasi NTT masih rendah, sehingga inflasi pada akhir tahun 2019, kami perkirakan pada kisaran 2%, di bawah kisaran sasaran inflasi nasional3,5-+1%.

“ Untuk itu, kembali kami mengapresiasi seluruh upaya, yang telah kita lakukan bersama di Tim Pengendalian Inflasi Daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota, serta upaya keras Satgas Pangan, di bawa koordinasi Polda NTT, yang terus bekerja sama erat sepanjang tahun 2019 ini, dalam mengimplementasikan Roadmap Pengendalian Inflasi TPID Provinsi NTT, dengan tagline “ AK ” yakni, Keterjangkauan Harga, Ketersediaan pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTT, I Nyoman Ariawan Atmaja dalam pidatonya pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia tahun 2019 di kantor Perwakilan BI NTT, Selasa (17/12/2019).

Ia mengatakan, sinergi yang telah terjalin dengan baik tersebut, mendapatkan apresiasi dari Tim Pengendalian Inflasi Pusat, antar lain TPID Provinsi NTT sebagai, juara kedua TPID Provinsi berkinerja terbaik, TPID Kota Kupang sebagai, nominasi TPID kabupaten/kota berkinerja terbaik, dan TPID Sumba Timur sebagai nominasi TPID kabupaten/kota berprestasi, untuk wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.

Selanjutnya dia mengatakan, dari sisi stabilitasi sistem keuangan, kinerja sistem keuangan secara umum tetap stabil, sejalan dengan kestabilan perekonomian daerah. Penghimpunan dana pihak ketiga di perbankan sampai triwulan III 2019, tumbuh 7,84% (yoy), didukung peningkatan tabungan masyarakat dan giro pemerintah.

Penyaluran kredit perbankan sampai triwulan III 2019, tumbuh sebesar 11,98% (yoy) didukung oleh kualitas penyaluran kredit, yang tercermindari rendahnya rasio kredit bermasalah sebesar 2,41%.

Ia menambahkan, pencapaian pangsa kredit UMKM di NTT telah mencapai 35,42%, dan melampaui target penyaluran kredit UMKM secara nasional, yakni 20%, dan mampu menjaga kualitas kredit pada batas aman.

Dikatakan Nyoman, pada triwulan III 2019, transkasi nontunai yang tercermin dari Sistem Kliring Nasional BI, tumbuh sebesar Rp 1,15%(yoy). Ke depan, transaksi kliring akan semakin cepat dan dapat digunakan lebih luas, setelah BI menyempurnakan ketentuan Sistem Kliring Nasional BI, di anataranya penurunan biaya transaksi layanan transfer dana, menaikan batas maksimum transaksi, dan menambah periode penyelesaian transaksi. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *