NTT Kembali Deflasi 0,03 Persen pada September 2024

  • Whatsapp

KUPANG, beritalima.com — Provinsi Nusa Tenggara Timur kembali deflasi bulan ke bulan (month to month) sebesar 0,03 persen pada September 2024.
Dan ini merupakan deflasi yang ke-8 pada tahun 2024 ini dan deflasi kelima yang berturut-turut sejak April 2024.

“Jadi pada tahun ini lebih banyak deflasi dibandingkan dengan inflasi. Kalau kita lihat menurut kelompok pengeluaran”, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Timur Matamira B. Kale, saat konferensi pers di Kantor BPS setempat, Selasa (1/10).

Dikatakan Matamira, penyebab deflasi untuk mtm Agustus 2024 adalah dari kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami deflasi 0,15% dengan andil minus 0,06%.

Untuk inflasi tahun kalender atau inflasi kumulatif year to date dari Januari sampai September 2024, Provinsi Nusa Tenggara Timur masih deflasi 0,09%.

“Artinya perubahan harga sampai dengan bulan ini secara umum lebih rendah dibandingkan dengan kondisi harga pada Desember tahun 2023”, ujarnya.

Sementara itu, inflasi tahun ke tahun atau year on year
pada September 2024 sebesar 1,07%, dan kondisi ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi year on year pada Agustus sebesar 1,22%.

Menurut dia, nilai inflasi year on year masih di bawah target pemerintah 2,5 persen, plus minus satu persen.

“Jika kita lihat berdasarkan kelompok pengeluaran untuk inflasi year on year ini terbesar dari kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya itu inflasi 6,72 persen. Itu lebih banyak didorong oleh peningkatan harga emas perhiasan. Dimana perhiasan itu dipengaruhi oleh fenomena global”, ujarnya.

Setelah kelompok peralatan pribadi salah satu penyumbang inflasi yang terbesar adalah dari kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 3,25%.

“Jika kita lihat dari andil atau sumbangannya terhadap inflasi kelompok dengan andil terbesar adalah kelompok peralatan pribadi dan jasa lainnya andilnya 0,38% di bawahnya adalah kelompok makanan minuman dan tembakau andil 0,27%, dan kelompok transportasi andil 0,22 persen”, kata dia menambahkan. (L. Ng. Mbuhang)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait