KUPANG, beritalima.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan provinsi kepulauan yang terletak di sebelah selatan Indonesia. Memiliki banyak pulau yang berpotensi besar dalam bidang Pariwisata, Pertanian, Peternakan serta Kelautan dan Perikanan.
Contohnya salah satu yang menjadi pusat perhatian sampai saat ini dalam bidang pariwisata adalah Pulau Komodo, Danau Kelimutu dan masih banyak lagi. Demikian juga dalam hal kelautan dan perikanan yang menjadi potensi utama saat ini.
“ Kita punya potensi utama yaitu kelautan dan perikanan, antara lain ikan tangkap diharapkan ada investasi hadir untuk melakukan investasi industri pengolahan ikan. Demikian juga investasi pengembangan garam. Karena diharapkan NTT menjadi sentra produksi garam nasional. Disamping itu, juga pengolahan rumput laut sehingga memberikan nilai tambah yang lebih tinggi, karena kita lihat bahwa dengan pengiriman gelondongan rumput laut ini harga sangat fluktuatif,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Nusa Tenggara Timur Semuel Rebo di Kupang, Senin (5/6/2017).
Dikatakan Semuel, sekarang harga rumput laut sangat rendah. Dengan adanya industri pengolahan, diharapkan akan lebih menguntungkan produsen rumpaut laut. Kemudian di sektor pariwisata, NTT juga memiliki potensi yang cukup besar.
Dia mengatakan, Konjen China di Bali beberapa waktu lalu datang di Kupang dalam rangka mempersiapkan Forum Investasi yang melibatkan tiga provinsi yaitu Bali, NTB dan NTT.
Diharapkan forum ini menghadirkan investor – investor asal China dalam kegiatan pada September 2017 mendatang.
“ Kita bawa untuk melihat investasi yang siap ditawarkan oleh pelaku usaha, antar lain di Pantai Tablolong, Pulau Kera di kabupaten Kupang dan Pantai Lasiana, Kota Kupang. Pulau Kera mempunyai potensi untuk pengembangan pariwisata di sana. Jadi mereka meminta untuk mempersiapkan lebih banyak lagi proyek – proyek kerjasama yang ditawarkan terutama infrastruktur, yang bisa dikerjakan antar lain mereka siap kalau untuk pengembangan Bandara Komodo, Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Barat,” katanya.
Pengembangan Bandara Komodo kata dia, boleh dikatakan kalau memang pemerintah mau mencari investor membantu membangun bandara itu menjadi satu bandara yang representatif untuk tingkat bandara internasioanl, mereka punya siapkan investor untuk melakukan kerjasama untuk investasi.
“ Jadi kita mempersiapkan itu, nanti forum investasi kita harapkan banyak proyek yang kita tawarkan kepada mereka, dan tentu kesiapan kita diharapkan. Sehingga meyakinkan bahwa memang investasi di daerah NTT memang cukup kondusif dan cukup menguntungkan untuk mereka masuk,” ujarnya.
Terkait dengan kesiapan pemerintah provinsi dalam rangka kegiatan Forum Investasi pada September mendatang, Semuel mengatakan, pihaknya sudah bersurat kepada pemerintah kabupaten/kota untuk mempersiapkan minimal dua tawaran proyek investasi yang punya kepastian terutama lahan.
“ Jadi kita tidak menawarkan potensi secara umum, dianggap punya lahan untuk ditawarkan kerjasama investasi, yang sudah pasti itu yang kita tawarkan.,” kata Semuel menambahkan.
Kemudian terkait dengan pengembangan pariwisata, ia juga meminta pemerintah kabupaten/kota apa yang dibutuhkan pada destinasi – destinasi pariwisata yang juga bisa didalam investasi ikut mengambil peran.
Kalau pariwisata bagaimana berbicara supaya wisatawan semakin banyak yang datang. Kalau Dinas Penanaman Modal Daerah bagaimana supaya destinasi – destinasi wisata itu ada investasi yang masuk.
Kerajianan juga harus disiapkan, sehingga masyarakat menikmati keuntungan dari peningkatan jumlah wisatawan yang masuk ke daerah.
Namun kata dia, salah satu kendala pariwisata adalah infrastruktur, seperti jalan dan perhotelan. Ini tentu kembalikan untuk berkoordinasi antar lintas sektor yang ada di masing – masing daerah.
“ Kita harapkan ada peran serta Dinas PU di kabupaten/kota untuk memprioritaskan pada jalan – jalan yang menuju ke destinasi – destinasi wisata untuk di aspal atau hotmix. Sehingga memperlancar arus wisatawsan yang akan masuk ke sana,” ujar Semuel. (L. Ng. Mbuhang)