Ny. Fatma Saifullah Yusuf: Kain Tradisional Tenun dan Batik, Kekayaan Warisan Budaya

  • Whatsapp

Berkembangnya industry fashion di Indonesia maupun di Jatim, semua itu tidak terlepas dari beraneka ragamnya kain tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan Jawa Timur Khususnya. Karena, melalui kain tradisional seperti tenun dan batik kita dapat melihat dan mewarisi kekayaan budaya bangsa.
Pernyataan itu, disampaikan Istri Wagub. Jatim Dra. Fatma saifullah Yusuf saat memberikan pengarahan pada acara pembukaan Pameran Tenun, craft dan batik nusantara tahun 2016 di Dyandra Convention hall Gramedia Expo Surabaya, Jl. Basuki Rahmad Surabaya, Rabu (4/5).
Menurut Fatma Saifullah Yusuf, kain tradisional tenun dan batik warisan budaya bangsa ini tidak hanya dilihat dari segi teknik dan aneka coraknya, jenis kain yang dibuat saja. Melainkan kita juga bisa tahu apa fungsi dan arti kain dalam kehidupan masyarakat, karena bisanya para leluhur kita dulu dalam membuat kain ( menenun atau membatik) selalu mencerminkan tentang kepercayaan, adat istiadat, cara berfikir, identitas dan jati diri suatu bangsa yang berbudaya.
Untuk itu, lanjut Fatma saifullah Yusuf, antara kain dan pakaian tidak bisa dipisahkan dari perkembangan sejarah kerajinan budaya manusia. Karena industry kain atau tenun dan batik erat hubungannya dengan usaha fashion dan kerajinan indoensia. Dan saat ini, usaha fishion telah melesat menjadi salah satu primadona subsector industry kreatif. Subsektor fashion inipun mampu menyerap tenaga kerja paling banyak diantara subsector industry kreatif lainnya. Selain itu, subsector industry kreatif fashion juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap eksport indoensia.
Di jatim sendiri, tambahnya, masing-masing di 38 Kab/Kota memiliki cirri khas pada kain tradisionalnya baik tenun maupun batiknya. Oleh karena itu, pemerintah setempat diharapkan dapat lebih aktif dalam meningkatkan perannya untuk mendorong sinergitas antar industry penunjang fashion. Mulai dari industry bahan baku, tekstil hingga proses kreatif yang dilakukan oleh para perancang busaha baik di wilayahnya masing-masing. Hal tersebut, dikarenakan peluang industry fashion sangat besar bila dilihat dari populasi yang mrencapai lebih dari 240 juta jiwa lebih di seluruh Indonesia.
Selanjutnya Fatma Saifullah Yusuf mengatakan, populasi yang besar juga merupakan pangsa pasar yang sangat besar juga. Tapi, potensi pasar yang besar ini jangan membuat kita terlena dan tidak mau berinovasi atau meningkatkan kreatifitas. Sebab, dalam menghadapi persaingan MEA inovasi sangat penting dan menjadi kata kunci untuk mencapai serta menggenjot daya saing. Karena hanya dengan inoveasilah seseorang mampu bertahan dan tetap survive dalam berkarya, sebaba inovasi itu membutuhkan kesabaran dan pemahaman. Baik pemahaman permintaan pasar maupun pemahaman dalam perkembangan perekonomian.
Lebih lanjut Fatma menjelaskan, kinerja perekonomian Jatim saat ini relative stabil yakni tumbuh sebesar 5,44 % dengan capaian PDRB sebesar RP. 1,689,88 triliun. Dan kinerja perdagangan jatim tahun 2015, khususnya non Migas mengalami surplus, yakni Net Eksport luar negeri (Non Migas) Surplus Rp. 11,736 trilun. Sedangkan Net Eksport dalam negeri Surplus Rp. 99,831 trilun. Dengan demikian total kinerja perdagangan jatim Non Migas Surplus Rp. 111,56 triliun.
“Berdasarkan profil kinerja perdagangan tersebut, membuktikan bahwa UMKM telah menjadi penopang utama PDRB Jatim, sekagus penyerap tenaga kerja dan sumber nafkah bagi masyarakat,” tegasnya.
Dengan kekuatan sebanyak 8,8 juta pengusaha Mikro, kecil dan menengah (UMKM), tambahnya, mampu memberikan kontribusi terbaik bagi PDRB Jatim yakni sebesar Rp. 54,98 % serta mampu menyerap tenaga kerja sebesar 11,12 juta orang. Berdasarkan data yang ada, maka industry kreatif di jatim didominasi oleh; pertama, bidang kerajinan sebanyak 56,32 %; bidang fashion sebanyak 15,39 % dan bidang penerbitan serta percetakan sebesar 15,27 %. “ ternya dalam menjalan usahanya, hingga saat ini masih dijumpai berbagai kendala yang bisa menghalangi optimalisasi UMKM, natara lain; masalah penignkatan SDM, masalah akses permodalan; masalah peningkatan kualitas produk dan yang terakhir adalah masalah pemasaran.

Agar UMKM di Jatim bisa optimal, maka pemprov. Jatim terus berupaya untuk dapat memberikan bantuan natara lain bantuan; permodalan melalui jamkrida,Kopwan dan dagulir dengan bunga 6 %, bantuan peningkatan SDM melalui pelatihan peningkatan produk serta bantuan peralatan, fasilitasi haki dan standarisasi serta sertifikasi dan packaging desain.
Pemeran yang dilaksanakan selama lima (5) hari kerja mulai dari tgl 4 – 8 Mei 2016 ini diikuti 140 stand pameran se Indonesia.( **).

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *