Obat Diabetes Manakah Yang Terbaik

  • Whatsapp

Oleh :
DR.Dr. Robert Arjuna FEAS*
Dalam menjalani praktek sehari hari seorang dokter akan menghadapi pertanyaan seorang penederita Diabetes khronis selalu bertanyaan Dok, obat oral antidiabet yang terampuh itu mana? Saya udah coba minum berbagai jenis kok gula darahku tak turun bahkan timbul komplkasi ke ginjal dan impoten?
Mungkin saudara berobat ke dokter yang akan memberikan berbagai jenis obat antidiabetes Oral (OAD ) Anda pasti tak paham, obat ini untuk apa? Yang penting obat ditelan , Gula darah turun perasaan amat bukan, Tak pernah tahu apa efek kerja obat dan efek samping.
Pada edisi khusus ini saya mengajak saudara untuk mengenal lebih dekat jenis obat anti diabetes dan apa peran menurunkan gula.
Pemberian OBAT ANTI DIABETES ORAL (OAD ) harus berdasarkan indikasi yang tepat guna dan bukan sembarang diberikan.Ada bermacam-macam golongan obat oral untuk terapi diabetes melitus tipe 2. Semua golongan obat tersebut memiliki cara kerja yang berbeda Namum tujuan sama yakni berpotensi menurunkan gula darah ,demikian pula efektivitas dan efek sampingnya.
Penggunaannya juga bisa dikombinasikan, untuk mencapai target kontrol gula darah yang diinginkan. Pemilihan obat apa yang digunakan berdasarkan banyak pertimbangan pads :
1.Profil gula darah,
2.kondisi organ lain, seperti ginjal dan jantung,
3.Kondisi penyerta seperti obesitas,
4.Toleransi terhadap efek samping obat.
Obat yang diberikan untuk seorang pasien diabetes dapat berbeda dengan pasien lainnya. Oleh sebab itu Perkeni ( Persatuan Endokrinologi Indonesia )memberikan perbedaan masing golongan :
1. Golongan Biguanide seperti Metfromin
Metformin adalah salah satu obat diabetes melitus yang mungkin paling ‘terkenal’. karena termasuk golongan biguanida. Metformin adalah first line alias obat lini pertama yang akan diberikan dokter kepada penderita diabetes melitus tipe 2. Jika dengan metformin kadar gula darah tetap tidak terkontrol, barulah biasanya metformin dikombinasikan dengan golongan obat lainnya. Metformin bekerja menghambat glukoneogenesis alias pembentukan glukosa di hati. Metformin biasanya cukup dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien, dengan efek samping pada saluran pencernaan.
Bagi usia di atas 60 tahun dengan BB < 50 kg, perlu dipertimbangkan pemberiannya. 2. Golongan Sulfoniluria. : Obat golongan sulfonilurea bekerja menstimulasi sel beta-pankreas, untuk produksi lebih banyak insulin. Penggunaan sulfonilurea erat dengan efek samping hipoglikemia, sehingga biasanya tidak dianjurkan pada pasien lanjut usia (geriatri). Obat golongan ini umumnya adalah terapi lini kedua dan pemberiannya dikombinasikan dengan metformin.: a.Glibenclamide: Daonil b.Glidazide. : Pedab, Diamicron c.Glipizide. : Glucotrol XL d.Glimepiride. : Amaryl,Velacom e.Gliquidone. : Glurenorm 3. Golongan Glinid. Obaat golongan ini bekerja menstimulasi sekresi insulin, tetapi dalam efek yang lebih mild ketimbang golongan sulfonilurea. Contoh obat golongan ini adalah repaglinide. Obat golongan meglitinide digunakan dengan kombinasi bersama metformin, karena tidak dapat digunakan tunggal. a.Repaglinide. : Dexanorm b.Nateglinide. : Starlix 4. Golongan Thiazolidinedioness (T2Dz)/ Golongan Glitazone Obat golongan ini bekerja meningkatkan uptake alias masuknya gula dari darah ke dalam sel. Obat ini biasanya diberikan dengan kombinasi bersama metformin dan sulfonilurea. Tidak dapat diberikan kepada pasien dengan kondisi gagal jantung. obat golongan ini memiliki efek samping meningkatkan penumpukan cairan di dalam tubuh yang akan memperberat kerja jantung a.Pioglitazone: Actos b.Rosiglitazone: Avandia 5. Golongan Inhibitor Alpha-glucosidase Alpha-glucosidase adalah suatu enzim pada usus, yang bekerja memecah karbohidrat kompleks menjadi monosakarida, salah satunya glukosa. Contohnya adalah akarbose, yang dengan demikian dapat mengurangi kadar gula yang masuk dari makanan. Salah satu efek samping yang kurang disukai dari obat golongan ini adalah perut kembung dan sering buang gas alias kentut! Untuk mengurangi efek samping ini, obat dianjurkan diminum sesaat sebelum makan atau pada saat makan. Arcabose. : Glucobay 6. Inhibitor DPP4( Dipeptidyl peptidase-4 )/ Golongan gliptin. obat golongan ini yang sering digunakan adalah sitagliptin, linagliptin, dan vildagliptin. Obat golongan ini bekerja menghambat enzim DPP-4 dalam tubuh. Enzim DPP-4 bekerja menghancurkan hormon incretin, yaitu hormon yang dibutuhkan dalam regulasi gula darah tubuh. Obat ini biasanya adalah terapi lini ketiga, jika gula darah tetap tidak terkontrol dengan metformin dan sulfonilurea. a.Sitagliptin. : Januvia b.Vildagliptin. : Galvus c.Saxagliptin. : Onlyza d.Linagliptin. : Trajenta 7. Penghambat SGLT2( Sodium-GLucosa co Trandporte 3) Obat golongan ini bekerja menghambat enzim sodium glucose transporter (SGLT), sehingga akan menghambat penyerapan kembali gula di ginjal. Dengan demikian, gula akan dikeluarkan lewat urine dan kadar gula dalam darah dapat terjaga., a.Dapaglifozin : Forxiga b.Canaglifozin. : Ivokana Dalam pengobatan terhadap penyakit Diabetes, Pemberian OAD tunggu kadang kurang berpotensi , maka dibutuhkan kombinasi 2 jenis obat seperti dibawah ini : BAGAIMANA KOMBINASI 2 GOLONGAN OBAT:: 1. Glibenclamide + Metformin jadi Glucovance ( 2,5/500 dan 5/500) 2. Glimepiride + Metformi jadi Valacomplus ,AmarylM ( 1/250,2/500) 3. Pioglitazon + Metformin jadi Actosmet atau Pionix M 4. Sitagliptin + Metformin jadi Janumet 5. Vildagliptin + Metformi. Jadi Galvusmet 6. Saxagliptin + Metformin jadi Kombiglyze 7. Linagliptin + Metformin jadi Trajenta duo 8. Dapaglifozin + Metformin jadi Xigdou XR Demikian ulasan kami tentang berbagai jenis obat antidiabetes oral (OAD ) yang beredar luas di masyarakat ,Bila mendapat resep dari doktermu . Anda tinggal mencocokan obatmu termasuk golongan mana dan apa efek kerjanya. Sekilas info, semoga bermanfaar. RobertoNews 1457《18.6.22(09.00)》 • Praktisi dokter & Penulis Ilmu Kesehatan

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait