MOJOKERTO, beritalima.com | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Dinas Perkebunan Jawa Timur dan BPR Jatim yang tergabung dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah Jawa Timur (TPAKD Jatim) menggelar “Business Matching Percepatan Akses Keuangan serta Pelatihan, Literasi dan Inklusi (PETIK) Keuangan”.
Kegiatan yang diikuti 100 Petani Kakao di Mojokerto ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas produksi Kakao melalui pemberian fasilitas kredit bagi kelompok petani Kakao.
“Kegiatan ini tindak lanjut dari hasil kunjungan dan audiensi yang dilakukan sebelumnya kepada Gapoktan Mulyo Jati Mojokerto,” kata Mulyanto, Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis OJK,” Jumat (1/11/2019).
“Dari kunjungan itu diketahui adanya kebutuhan pembiayaan, peningkatan pengetahuan terkait pencegahan hama tanaman kakao, pengemasan produk dan pemasaran secara online,” lanjutnya.
Komoditas Kakao, katanya, menjadi salah satu sasaran dalam Program Kerja TPAKD Jatim 2019. Dikarenakan meningkatnya permintaan coklat untuk pasar domestik dan semakin tingginya permintaan untuk ekspor.
Kakao juga memiliki manfaat yang banyak untuk kesehatan kulit. Hal ini yang menjadi pertimbangan bagi TPAKD Jatim, bahwa komoditas kakao perlu dikembangkan dan ditingkatkan, sehingga dapat menambah pendapatan asli daerah.
“Melalui program PETIK Keuangan, kita mengharapkan tidak ada lagi petani yang menjual produknya sebelum panen. Melalui program PETIK Keuangan, petani bisa mendapatkan harga yang maksimal dari hasil panen Kakao,” ujar Karyadi, Kepala Dinas Perkebunan Jatim.
Kegiatan Business Matching ini sendiri dikemas dengan pemberian pelatihan kepada petani kakao terkait “Produk dan layanan perbankan” oleh PT BPR Jatim.
Juga, “Penyuluhan Pencegahan Hama Tanaman Kakao” oleh Dinas Perkebunan Jatim. Terus, “Pemasaran online” oleh Kantor Jasa Akuntan PT Mitra Manajemen International, dan “Pengemasan Produk” oleh Rumah Besar Kemasan Lembaga Pengembangan Kemasan UKM Indonesia.
“Berkat dukungan dari Pemkab Mojokerto, kini Mojokerto menjadi salah satu sentra produsen Kakao di Indonesia. Melalui dorongan dari OJK kepada perbankan, akhirnya kita memiliki pabrik pengolahan coklat sendiri” kata Mulyono, Ketua Gapoktan Mulyo Tani.
Sebagai bentuk komitmen pada program Hulu Hilir yang di gagas oleh Pemprov Jatim. BPR Jatim juga melakukan pencairan kredit kepada Gapoktan Mulyo Tani sebesar Rp10 miliar dan kredit modal usaha kepada 4 petani Kakao Rp 70 juta yang juga tergabung dalam Gapoktan Mulyo Tani.
Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, menambahkan, hal yang paling penting bagi petani Kakao adalah jaminan adanya pembeli dan harga yang bersaing. Sehingga dengan adanya pabrik yang telah dibangun ini, memberikan jaminan bagi petani bahwa produknya pasti ada yang membeli.
Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Gapoktan Mulyo Tani dengan Pelaku Usaha (sebagai off taker) hasil olahan kakao. “MOU ini penting bagi para petani Kakao, karena mereka mendapat jaminan bahwa hasil penen Kakao pasti diserap oleh pasar,” kata Mulyono. (Ganefo)