BONDOWOSO, beritalima.com – Kesenian tradisional adu ketangkasan saling pukul menggunakan rotan (Ojung) sering dipertontonkan dibeberapa daerah di Bondowoso. Biasanya kesenian tradisional adu pukul ini sering dilakukan saat memperingati hari-hari besar ataupun berharap datangnya hujan dimusim kemarau.
Kesenian khas Desa Banyuwulu ini biasanya sering dilakukan saat masyarakat melakukan tasyakuran karena hasil panen yang melimpah selama setahun dengan mengadakan kerapan Sapi kemudian diikuti adu ketangkasan bermain Ojung.
Kali ini, kesenian Tradisional Ojung sengaja mendapatkan undangan dari pemerintah Desa Glingseran dalam rangka slametan Desa Glingseran (Kadisah.red). Hal ini dilakukan oleh Pemdes Glingseran sebagai bentuk ingin tetap melestarikan kebudayaan lokal.
“Kami pemerintah Desa Glingseran, sengaja mendatangkan kesenian tradisional ojung ini dari desa tetangga yaitu Banyuwulu dan Gubrih sebagai upaya untuk melestarikan budaya lokal ini,” ungkap Sulaedi Kades Glingseran kepada sejumlah wartawan minggu 14/09) dikediaman.
Masih kata Sulaedi, dengan mengangkat budaya lokal diharapkan masyarakat khususnya para generasi muda bisa melestarikan kebudayaan lokal seperti ini. Menurutnya hal itu sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur yang sudah menciptakan kesenian tradisional ojung ini.
“Saat ini melestarikan kebudayaan lokal itu sangat sulit, maka dari itu perlu adanya dukungan dari semua pihak agar kesenian tradisional tetap eksis di era millenial ini. Agar tidak tergerus perkembangan jaman,” tuturnya.
Sementara itu menurut salah satu pemain Ojung Umar, mengaku bahwa saat ini di desanya (Banyuwulu.red) mulai banyak anak muda yang ikut belajar ojung. Terlihat dari beberapa pemain yang saat ini ikut tampil dalam selamatan desa Glingseran ini.
“Mereka ikut latihan memang. Soalnya kan harus mempelajari gerakan-gerakan dan peraturan memukul dengan rotan. Bagaimana caranya saat lawan memukul, iya ada teknis-teknis juga agar terhindar dari pukulan yang bisa kulit melepuh,” Katanya kepada sejumlah wartawan.
Diterangkannya, bahwa ojung ini adalah tarian sakral untuk meminta hujan. Saat ini bahkan untuk memainkan tarian ini setiap pemain biasanya harus merapalkan mantra agar saat beraksi saling memukul dengan rotan, mereka tak merasakan sakit.
“Biasanya itu setiap pemain sudah memiliki mantra-mantra sendiri agar saat terkena pukulan rotan tidak sakit dan kulit punggung tidak luka. Terkadang, jika hendak tanding dengan desa lain, rotan yang akan dipakainya masih juga dibawa ke orang pintar agar lebih kuat,” jelasnya.
Pantauan dilokasi, masyarakat Glingseran datang berduyun-duyun kelokasi untuk menyaksikan kesenian tradisional Ojung. Selain itu juga dilakukan pemberian tali asih bagi puluhan anak yatim dari Kades dan Alumni SMP N 2 Bondowoso. (*/Rois)