TRENGGALEK, beritalima.com –
Guna mengoptimalkan pengelolaan dana dari hasil pinjaman Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), sejumlah strategi diluncurkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Trenggalek. Sehingga hal tersebut mempengaruhi postur alokasi pada pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Trengggalek di tahun 2022.
Diantaranya, pelaksanaan beberapa pembangunan infrastruktur yang selama pandemi Covid-19 sempat tertunda akibat refocussing anggaran. Salah satu contoh, pengadaan gedung isolasi untuk pasien Covid-19 di lingkungan RSUD dr. Soedomo. Dengan inilah maka sedikit banyak telah menjadikan optimisme kedepan terkait keberlangsungan program-program pemerintah untuk masyarakat.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Bupati Trenggalek, Moch. Nur Arifin, saat menghadiri rapat paripurna di Gedung DPRD setempat pada Senin (8/11/2021).
“Untuk APBD tahun 2022 saya melihatnya lebih optimis. Sebab, ada peningkatan belanja modal dibanding tahun sebelumnya, yaitu melalui pinjaman dari program PEN,” sebutnya.
Menurut bupati muda yang akrab disapa Gus Ipin ini, dengan adanya pinjaman dimaksud untuk proporsi pembangunan di Kabupaten Trenggalek tahun 2022 diyakini akan lebih optimal. Pasalnya, pelaksanaan APBD tahun depan (2022) akan difokuskan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Sistem kesehatan pun pasti akan lebih kuat dengan adanya penambahan fasilitas kesehatan di RSUD dr. Soedomo. Karena, pinjaman daerah sebesar Rp 250 miliar itu, lebih dari setengahnya (sekitar Rp 150 miliar) akan difokuskan untuk pengembangan RSUD.
“Kita tetap optimis bahwa bisa lebih kuat, khususnya dengan adanya penambahan fasilitas kesehatan di RSUD dr. Soedomo,” imbuh Gus Ipin.
Diakui, lanjut dia, dengan adanya pinjaman program PEN sangat mempengaruhi percepatan pembangunan gedung isolasi Covid-19 yang berkapasitas cukup besar itu. Yakni, terdiri dari 100 ruangan disertai pula gedung Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang dilengkapi ruang operasi bertekanan negatif. Termasuk didalamnya nanti (yang menjadi fokus pembangunan) adalah fasilitas jaringan jalan dan jembatan yang periode lalu belum terbiayai dan terlaksana karena adanya refoccusing.
” Dengan pinjaman ini maka semua bisa tercover sehingga terjadi percepatan pembangunan,” jelasnya.
Gus Ipin memaparkan, untuk APBD Kabupaten Trenggalek tahun 2022, diasumsikan sebesar Rp 2,054 triliun. Besaran itu akan dialokasikan kepada 4 kelompok belanja, yakni operasi, belanja modal, belanja tak terduga dan belanja transfer. Sedangkan untuk belanja daerah, ada peningkatan sebesar 1,05 % dari perubahan Perubahan APBD tahun 2021.
“Artinya Pemerintah Kabupaten Trenggalek akan banyak melakukan proyek infrastruktur di tahun 2022,” tandasnya.
Perlu diketahui, di tahun 2022 nanti, nilai belanja modal sebesar Rp 433.531.623.793,00 atau naik sebesar Rp 138.322.825.167,00. Kenaikan ini ditunjang dari pendapatan yang bersumber dari DAK fisik yang naik Rp 40 miliar dari pada tahun lalu dan pengalokasian pinjaman program PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional). (her)