Sumenep, beritaLima – Dinas Pertanian Tanaman Pangan (Disperta) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan kerjasama dalam bentuk MoU dengan Kementerian Pertanian Banglades, dalam rangka usaha optimalisasi produksi jagung.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sumenep berupaya keras dalam upaya pengembangan jagung hibrida di Sumenep. Bahkan, hasilnya sudah mulai dilakukan kerjasama dengan Kementerian Pertanian Bangladesh.
Demikian disampaikan Kepala Disperta Sumenep, Ir. Bambang Heriyanto, M.Si kepada awak media pada, jum’at (20/5/ 2016). Ia mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan MoU dengan delegasi Kementerian Pertanian Bangladesh.
Dalam MoU tersebut tertera bahwa Bangladesh akan membiayai sistem kerjasama, mulai pelatihan budidaya jagung kepada petani, uji lapang, pengembangan, hingga pemasarannya.
“Kami harapkan, dengan kerjasama ini, hasil produksi jagung di Sumenep lebih meningkat, sebab selama ini tingkat produksi jagung di Sumenep masih rendah,” ungkap Bambang.
Diakui Bambang, jika kerjasama itu dilakukan karena selama ini hasil produksi jagung di Sumenep tercatat rendah. Padahal, Kabupaten Sumenep tercatat sebagai salah satu Kabupaten terluas lahan jagungnya di Indonesia, yakni sekitar 189.000 hektare lebih.
Karena itu diharapkan, melalui kerjasama tersebut, hasil produksi jagung lebih meningkat. Jika selama ini, selain pola budi daya yang tradisional, rendahnya tingkat produksi jagung di Sumenep itu disebabkan karena kecenderungan petani memprioritaskan varietas lokal.
“Nantinya pola penanaman jagung di Sumenep akan lebih diprioritaskan varietas hibrida. Dari yang sebelumnya 60% varietas lokal, dan 40% varietas hibrida akan dibalik menjadi 60% varietas hibrida, dan 40% varietas lokal,” katanya.
Untuk target kita sebenarnya tingkat produktifitas jagung yaitu 6 hingga 7 ton per hektar, sementara realisasinya yaitu 3 sampai 4 ton per hektar. “Dengan upaya tersebut diharapkan dapat mencapai target yang ditentukan,” pungkasnya.
( An/ ***)