JAKARTA, Beritalima.com– Tantangan berat yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah merebaknya paham liberalisasi dan radikalisme. Atas nama kebebasan dan demokrasi, kedua paham tersebut bergerak secara radikal ke anak-anak ibu pertiwi.
Kedua paham itu, kata Ketua DPD RI, Oesman Sapta Odang, masuk ke masyarakat Indonesia dengan mempertentangkan antara Pancasila dan agama.
Itu dikatakan senator dari Provinsi Kalimantan Barat ini berkaitan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia 2019. “Pancasila sebagai solusi bijak yang telah menjadi konsensus final dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mereka kaburkan.
“Sungguh, ini merupakan tantangan besar buat kita semua. Jika kita lengah, tak mustahil Indonesia tereduksi,” kata Oesman Sapta yang juga Wakil Ketua MPR RI tersebut.
Karena itu, ungkap laki-laki yang akrab disapa OSO ini, Pancasila sebagai filsafat dalam berbangsa dan bernegara harus terimplementasi secara terstruktur, sistematis dan massif di semua lapisan. Artinya, mulai dari elit hingga masyarakat yang bersandal jepit, remaja hingga dewasa.
Menurut OSO, Nation and Character Building harus menjadi bagian dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Dunia pendidikan harus selalu melahirkan generasi Berjiwa Indonesia, Berjiwa Pancasila.
“Karena itu, sangat relevan pernyataan Bung Karno yang menyebutkan, perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri,” kata OSO mengutip pesan proklamator itu.
Pesan tersebut, jelas pria kelahiran Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat tersebut, juga mengingatkan seluruh anak bangsaIndonesia tujuan dari pendiri bangsa, yakni Indonesia dibangun oleh Satu untuk Semua, Semua untuk Satu, Semua untuk Semua. (akhir)