BENGKULU, beritalima.com – Sulitnya penjualan Crude Palm Oil (CPO) dengan FFA tinggi, mengakibatkan melimpahnya jumlah stock menjadi alasan PT Sanbadi Indah Lestari (SIL) menutup pembelian Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit sejak 5 Juli Pukul 24.00 WIB, sampai batas waktu yang tak ditentukan.
Stop pembelian TBS juga dilakukan oleh PT. Bio Nusantara Tehnologi yang dalam surat edarannya no. 409/Mgr.TBS-BNT/VII/2018 memberitahukan terhitung sejak 4 Juli 2018 pukul. 17.00 WIB, menutup pembelian TBS luar dan akan membongkar sendiri TBS yang ada. Bahkan perusahaan yang ada di Kabupaten Bengkulu Tengah ini melarang kendaraan TBS yang parkir di lingkungan perusahaan sampai ada pengumuman akan diterima kembali.
Menyikapi hal tersebut, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Perkebunan (DTPHP) Provinsi Bengkulu, Ir. Ricky Gunawan menghimbau agar para petani dapat mengatur jadwal panen. Selain itu, panenlah TBS yang sudah masak saja.
Beliau juga meminta agar pihak perusahaan pabrik CPO meningkatkan kapasitas olahan, agar TBS dari petani bisa di tampung. Selain itu, 26 perusahaan CPO yang ada di Provinsi Bengkulu, diingatkan untuk memasang pengumuman harga yang telah di sepakati antara pihak perusahaan dengan Pemerintah, yakni Rp. 1.200/kilo.
“Kami minta kedepan para petani tetapkan jadwal panen yang pas dan juga pihak perusahaan pabrik CPO harus meningkatkan kapasitas pabriknya serta memasang pengumuman harga ketetapan TBS,” tegasnya.
Untuk menstabilkan kembali harga dan jual beli TBS ini tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja, tanpa ada kerjasama yang baik antara petani kelapa sawit dan perusahaan pabrik CPO. (Ertk).