Pacitan, beritalimacom| Menikmati libur lebaran beberapa waktu lalu, kami sempatkan mencoba kunjungi sebuah kota di selatan Jawa Timur dari Jakarta menggunakan mobil yang memiliki potensi wisata bahari. Yakni kota Pacitan.
Seperti halnya beberapa kota lain di pesisir selatan Jawa, maka Pacitan kini sudah banyak berbenah membangun potensi wisatanya, sehingga sangat layak dikunjungi baik oleh wisatawan nusantara (wisnus) maupun mancanegara (wisman).
Dari Jakarta kami memilih jalur tol Trans Jawa hingga kota Solo di Jawa Tengah sekitar enam jam perjalanan. Lalu mengambil jalan provinsi dan kabupaten melewati Wonogiri hingga menelusuri berbagai hutan/bukit sekitar tiga jam baru serta banyak melewati tanjakan/turunan serta belokkan tajam hingga masuk ke Kabupaten Pacitan.
Lokasi yang kami pilih menginap adalah Desa Watu Karung, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan. Di desa ini banyak homestay, mulai dari yang sederhana layaknya tempat kost dengan beberapa pintu berjejer hingga yang agak eksklusif. Kami memilih di homestay Summerfield namanya, memiliki dua kamar dengan tiga lantai, berjarak hanya lima menit jalan kaki ke pantai.
Keramahan Budaya Lokal
Memasuki desa ini tak seperti terlihat sebuah destinasi wisata bahari yang sudah ramai dikunjungi wisatawan, layaknya di Bali, Lombok, Bunaken dan lain-lain. Namun keramahan budaya lokal yang kental dengan religi (Islam) menjadi sebuah daya tarik sendiri. Musola atau masjid sangat mudah kita jumpai.
Toko swalayan (mini market) yang sudah ternama di kota besar, tak nampak. Jadi, lebih banyak memang usaha kecil dan menengah (UMKM) yang banyak menjual kebutuhan sehari-hari. Suasana malam hari pun tak terdengar suara musik untuk wisatawan yang biasanya sedang berjoget. Termasuk penjualan minuman beralkohol nyaris tak ditemui di desa ini.
Marly Yosandra, pemilik homestay Summerfield asal Yogyakarta, bersama suaminya orang Pacitan, sengaja membuat usaha di Pacitan disamping sebagai mata pencariannya juga untuk membuka usaha lapangan kerja skala kecil/UMKM. “Semoga membantu perekonomian di desa wisata, agar Pacitan bisa lebih berkembang di sektor wisatanya,” ujar Marly yang pernah bekerja di sektor pariwisata perhotelan di Yogyakarta.
Wisata Bahari
Pacitan memang simpan potensi wisata bahari yang berlimpah. Lebih dari lima pantainya, memiliki beragam kelebihan plus pasir putih dan birunya air laut diselilingi berbagai batu karang menjadi sebuah pemandangan menakjubkan.
Wisman dari berbagai negara sudah banyak berdatangan, disamping untuk sekedar mencari ketenangan berlibur, juga sebagai wahana salurkan hobi berselancar. Ombak pantai selatan Jawa termasuk di Pacitan sudah dikenal luas oleh para peselancar dunia juga nusantara.
Konsumsi makanan dan minuman serta tarif homestay pun belum semahal seperti di kota lain, ditambah keramahan budaya lokal, menjadikan Pacitan kini mulai banyak diincar oleh para wisman dan wisnus untuk berlibur. Saat kami di Desa Watu Karung, berbagai nomor kendaraan dari luar kota Jawa Timur juga kerap didapati.
Layaknya pantai selatan Jawa yang juga rawan bencana tsunami atau gempa, setidaknya para wisatawan harus mengenal kondisi geografi Pacitan dengan baik. Jadi jangan kaget bila sesekali ada gempa terjadi dalam skala kecil atau listrik kadang mati sejenak.
Mau mengenal kota Pacitan lebih dekat yang dikenal sebagai kampungnya Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, dari Desa Watu Karung bisa menempuh waktu 45 menit dengan jalan mulus.
Jurnalis: Abriyanto