Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo mengajak masyarkat, khususnya generasi muda agar kritis terhadap pungutan liar (pungli). Anak-anak muda diharapkan menjadi social control bagi pelayanan publik dan tidak ragu melaporkan jika ada praktek pungli disekitarnya.
“Kita semua bangga pada kalian, anak-anak muda, yang dengan tegas dan kritis menolak pungli. Kita punya harapan besar pada anda untuk bersama-sama memberantas pungli di Indonesia”
Hal itu disampaikan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat memimpin Apel Hari Anti Korupsi Sedunia Tingkat Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (9/12) pagi.
Pakde Karwo mengatakan, anak-anak muda memiliki peran yang besar untuk memberantas praktek pungli dan korupsi di Indonesia. Salah satu upayanya, dengan menjadi social control atau mengawasi langsung praktek pelayanan publik disekitarnya. Jika ada indikasi pungli, langsung laporkan lewat media sosial.
“Anda adalah generasi yang hebat, canggih, dan pintar. Awasilah pelayanan publik disekitar anda, jika ada pungli, langsung laporkan. Jangan ragu, langsung upload di Twitter masing-masing. Nanti kami akan langsung menindaklanjutinya, kita cek bareng-bareng ke lapangan. Jika terbukti, langsung kami tindak tegas dan proses sesuai hukum yang berlaku” pesannya.
Masih menurut Pakde Karwo, salah satu indikasi dan faktor yang berpotensi terjadi pungli di pelayanan publik adalah prosesnya hanya melalui satu pintu, kemudian belum menggunakan Teknologi Informasi (TI). Atau dengan kata lain, pengurusan berkas masih menggunakan cara tradisional.
“Jika begitu, hampir dipastikan ada pungli. Karena orang bawa berkas lalu harus ketemu orang, bukan menggunakan TI. Tapi jika pelayanannya banyak opsi, atau multiple channel, maka pasti tidak ada pungli. Contohnya, kita bisa bayar pajak di mall, bank, atm, kantor pos, dan lainnya. Itu kan orang ketemu TI.”
Lebih lanjut Pakde Karwo mengatakan, seluruh sektor pelayanan publik di Jatim telah menggunakan TI. Ia mencontohkan, salah satu layanan Pemprov Jatim yang sudah menerapkan teknologi informasi adalah pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB). Dengan TI, pembayaran pajak bisa dilakukan melalui banyak tempat seperti bank, kantor pos, bahkan mesin ATM, kemudian Jembatan Timbang.
Sementara itu, Ketua Satgas Saber Pungli Jatim yang juga Irwasda Polda Jatim Kombes Pol Wahyu Hidayat mengatakan, pihaknya menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama memberantas praktek-praktek pungli dimanapun, kapanpun dan siapapun.
“Kami tidak bisa bekerja sendiri, kami membutuhkan dukungan, kerjasama dan kesungguhan seluruh pihak untuk memberantas pungli. Saya juga menghimbau kepada seluruh instansi pemerintah maupun kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki layanan publik untuk membenahi, menertibkan, dan menghilangkan praktek-praktek pungli” katanya.
“Sudah banyak yang ditangkap, ditindak tegas dan diproses hukum. Kita semua ingin pengelolaan pemerintah yang baik guna mewujudkan masyarakat yang adil, sejahtera, dengan biaya hiudp murah dan ada kepastian hukum yang jelas” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia, Wisnu Iriawan mengatakan, apel ini untuk saling mengingatkan dan mencegah seluruh pihak agar selalu berbuat jujur dan menjadi pemimpin yang amanah.
“Kami ingin mengkampanyekan hari anti korupsi agar korupsi dapat diberantas di negeri ini. Untuk itu kita perlu saling mengingatkan dan mengajak seluruh aparatur negara, para pelaku dunia usaha, dan para elemen masyarakat untuk bersama-sama menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang bebas dari KKN” katanya.
Acara ini diikuti oleh 1.400 peserta terdiri dari 1.000 pelajar termasuk mahasiswa, adik-adik Taman Kanak-Kanak (TK), dan diikuti 400 undangan dari SKPD, Forpimda, seperti Gubernur AAL, Tokoh masyarakat, LSM, dan para pengacara. (**)