Pakde Karwo Berbagi Kunci Sukses Membangun Jatim

  • Whatsapp
Gubernur Jatim Menerima Kunjungan Kerja Gubernur Banten di Gedung Grahadi Surabaya

SURABAYA, beritalima.com – Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo berbagi kunci sukses membangun Jatim, dengan Gubernur Banten Wahidin Halim di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (5/9) malam.

Di depan Gubernur Banten yang hadir bersama rombongan, pria yang lekat dengan sapaan Pakde Karwo itu memaparkan beberapa hal, yakni kualitas Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), SAKIP, dan opini BPK. Menurutnya, untuk membangun kualitas LPPD, pihaknya menerapkan Sembilan strategi. Diantaranya, membagi secara jelas penanggungjawab Indikator Kinerja Kunci (IKK) kepada setiap perangkat daerah, memberi laporan secara rutin (bulanan, triwulan, semester) dari hasil capaian IKK tersebut kepada kepala daerah. melakukan koordinasi yang intensif antar tim penyusun LPPD dengan perangkat daerah untuk melengkapi IKK pada LPPD.

Kepala daerah akan memberikan teguran kepada perangkat daerah yang tidak dapat mencapai prestasi kinerja IKK yang tinggi. Sebaliknya, memberikan intensif kepada perangkat daerah yang bisa mencapai IKK tinggi.

Berkat strategi tersebut, imbuh Pakde Karwo, pada tahun 2017, Jatim dinobatkan sebagai provinsi Parasamya Purnakarya Nugraha oleh Mendagri Tjahjo Kumolo, ini karena LPPD Jatim dinilai sebagai yang terbaik selama 7 tahun berturut-turut, yaitu mulai LPPD tahun 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, 2015, dan 2016.

Pakde Karwo menambahkan, untuk membangun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Pemprov Jatim menerapkan empat strategi. Yakni, integrasi antara e-planning dan e-budgeting serta menjaga konsistensi pelaksanaannya, melakukan evaluasi Cascading Kinerja (penjabaran dan penyelarasan kinerja mulai dari pimpinan tertinggi sampai tingkat pelaksana) yang berdasarkan proses bisnis Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

Setelah itu, melakukan penyusunan Indikator Kinerja Individu (IKI), Perjanjian Kinerja dan Laporan sampai dengan Jabatan Pelaksana, serta memberikan Reward & Punishment berbasis kinerja.
Langkah-langkah tersebut juga diterapkan di pemerintah kabupaten/kota dengan cara mereplikasi SAKIP “Best Practice”, Tim SAKIP Provinsi juga membantu penuh lewat pendampingan pada percepatan SAKIP kabupaten/kota, serta Tim SAKIP terlibat pula dalam review dokumen perencanaan kabupaten/kota.

Berkat pendampingan tersebut, predikat SAKIP kabupaten/kota di Jatim terus meningkat. Buktinya, pada tahun 2015, belum ada kabupaten/kota yang SAKIP-nya mendapat kategori A maupun BB, 10 kabupaten/kota mendapat kategori B, 18 kabupaten/kota berkategori CC, dan 10 kabupate/kota berpredikat C. Namun pada 2017, sudah ada 1 kabupaten mendapat kategori A, 11 kabupaten/kota berkategori BB, 21 kabupaten/kota berkategori B, dan hanya 4 kabupaten/kota mendapat kategori CC.

Penerapan strategi yang dilakukan Pemprov Jatim juga membuat Nilai SAKIP Pemprov Jatim terus meningkat dalam enam tahun terakhir. Pencapaian SAKIP yang terus meningkat itu pun diapresiasi pemerintah pusat dengan Penghargaan Pembangunan Daerah (PPD) Tahun 2018 kategori Pencapaian & Perencanaan Terbaik Pertama Tingkat Nasional, yang diserahkan langsung oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo saat Musrenbangnas bulan April lalu.

Kemudian untuk membangun kualitas opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Pemprov Jatim melakukan peningkatan kinerja yang diawali dari penguatan komitmen, pembinaan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) OPD, pengembangan SDM di laboratorium pengelolaan keuangan darah milik BPKAD, melakukan audit internal yang diawasi inspektorat, memperbaiki akuntabilitas manajemen aset, mengatur aspek legalitas pengelolaan keuangan daerah, dan pemisahan kewenangan pada pengelolaan keuangan dengan check balance.

“Kami juga selalu melakukan rekonsiliasi kas, agar setiap tanggal 10 bulan berikutnya sudah tuntas. Kemudian, kami memiliki tracking system untuk memastikan rekonsiliasi tersebut selesai. Untuk pengembangan SDM, kami memiliki UPT lab keuangan BPKAD untuk melatih dan mendidik ASN agar paham akuntansi, UPT ini sudah di BLUD-kan” katanya.

Dengan berbagai upaya tersebut, Pemprov Jatim berhasil meraih opini yang memuaskan dari BPK mulai tahun 2010 hingga 2017. Dalam kurun waktu tersebut, Pemprov Jatim berhasil meraih opini WTP atau “Wajar Tanpa Pengecualian”, meski pada Tahun 2014 sempat mendapat opini WDP atau “Wajar dengan Pengecualian”.

Banten Siap Belajar dari Jatim

Dalam kesempatan ini, Gubernur Banten, Wahidin Halim mengatakan bahwa Provinsi Banten siap belajar dari Jatim, khususnya dalam memimpin para kepala daerah di wilayahnya, manajemen keuangan, membina SDM, manajemen konflik, hingga memakmurkan masyarakat.

“Provinsi Jatim ada 38 kabupaten/kota, penduduknya 39,5 juta, tapi selama sepuluh tahun Pakde Karwo memimpin, kondisi Jatim relatif aman-aman saja. Sedangkan Banten hanya terdiri dari 8 kabupaten/kota, penduduk hanya 12 juta, tapi kami banyak persoalan. Kami siap belajar dari Jatim” katanya.

Bahkan, lanjut Gubernur Wahidin, pihaknya siap menugaskan para pejabat eselon dan ASN Banten untuk sekolah enam bulan di Jatim. Tak hanya itu, Gubernur Wahidin pun ingin mengundang Pakde Karwo untuk memberikan kuliah tamu, atau menjadi tenaga ahli untuk berbagi pengalaman dan ilmunya.

“Provinsi kami baru 17 tahun, masih sangat muda, bakan opini WTP baru pertama kali didapat saat kami memimpin. Tugas kami berat, jadi tidak cukup satu-dua hari kami belajar disini. Kami sangat tertarik dengan pemaparan Pakde Karwo yang sangat komprehensif tadi” ujarnya.
Hadir dalam kesempatan ini, beberapa kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim, dan kepala OPD di lingkup Pemprov Banten, hadir pula wartawan dari berbagai media. (rr)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *