SURABAYA, beritalima.com – Kondisi eksternal Indonesia saat ini dalam kondisi tidak menentu. Hal ini dipengaruhi beberapa masalah internasional, seperti isu Brexit (keluarnya Inggris dari Uni Eropa). Melihat kondisi ini, Kamar Dagang Indonesia (KADIN) harus mampu menggerakkan pasar dalam negeri. Salah satu yang bisa dilakukan yakni dengan menyelamatkan industri dalam negeri dengan mendorong perdagangan dan meningkatkan konsumsi barang dalam negeri. Hal ini disampaikan Gubernur Jatim, Dr. H. Soekarwo saat membuka Rapat Pimpinan Provinsi Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Jatim Tahun 2016 di Graha Kadin Jatim, Jalan Bukit Darmo Raya Surabaya, Rabu (23/11) malam.
Menurut Pakde Karwo, sapaan akrabnya, mengambil contoh yang dilakukan Presiden George W. Bush sesaat setelah serangan menara kembar WTC, ia minta warga Amerika Serikat (AS) untuk membelanjakan uangnya untuk konsumsi dalam negeri. “Kalau ingin membangun nasionalisme baru, uangnya belanjakan untuk konsumsi, karena konsumsi menggerakkan industri dalam negeri. Ini keputusan penting yang sangat strategis. Maka saya mengusulkan pada KADIN agar mengambil pasar dalam negeri. Jangan terlalu bergairah pada ekspor. Keluarkan uangmu, belikan barang dalam negeri, maka industri jalan. Pasar dalam negeri ini untuk menggerakkan pasar industri,” katanya.
Terkait inflasi yang saat ini sedang turun, menurutnya ini dikarenakan harga minyak turun. Sebaliknya, bila harga minyak naik, maka inflasi kita naik. Maka, ia mendorong KADIN untuk mendukung industru on-farm dari agriculture. “Kita harus meningkatkan ekonomi domestik. Administrative price kita yang menentukan inflasi. Keputusan pemerintah tentang harga minyak yang menentukan, jadi KADIN harus membahas betul tentang permasalahan ini,” katannya.
Ia menambahkan, salah satu solusi yang bisa dilakukan yakni melakukan rekonstruksi luar biasa. Pemerintah tak hanya mengurusi politik tapi juga bisnis. “Public policy kita harus membangun infrastruktur. Masalahnya adalah bahan baku dan bahan penolong kita banyak impor. Nah, suku bunga tinggi sama dengan membunuh industri. OJK harus cut off. Kita menyarankan pemerintah kab/kota membentuk BPR dengan suku bunga 6%. Jadi harus ada reformasi struktural,” ungkapnya.
Reformasi struktural di bidang industri jasa keuangan yang bisa dilakukan yakni pemihakan terhadap retail, suku bunga murah dan fiskal yang rendah. “Impor kita 79% adalah bahan baku dan bahan penolong. Ini karena kita harus membenahi ekonomi dan kesejahteraan kita. Ekonomi itu persepsi, dipengaruhi persepsi masyarakat. Pemimpin harus membuat kebijakan mendinginkan masyarakat. Jatim dalam pasar ASEAN di posisi 6,06%, dimana pasar Indonesia dalam ASEAN sebesar 40,68%. Ini peluang, jadi KADIN harus mengambil ini, salah satunya dengan memperbaiki produk kita yakni packaging-nya dibenahi.,” katanya.
Dalam kinerja perdagangan, ia melaporkan pada semester I tercatat surplus perdagangan Jatim dengan negara ASEAN sebesar 1.160.526.890 US Dollar. Sedangkan dengan negara-negara ASEAN, untuk pertama kalinya Jatim surplus perdagangan dengan Singapura sebesar 112.889.631 US Dollar. Semester I 2016, Defisit Perdagangan Jatim hanya dengan Laos, Komoditi impor Jawa Timur dari Laos adalah Pupuk (Potassium Chloride / KCl). Selain itu struktur impor Jatim pada Tahun 2015 sebanyak 80,52 persen berasal dari bahan baku/penolong. Hal ini menurun bila dibandingkan Tahun 2009 dimana impor bahan baku sebesar 81,83 persen. Penurunan ini disebabkan pemenuhan kebutuhan bahan baku/penolong oleh industri domestik.
Di akhir, ia minta KADIN berperan dalam tiga sektor utama Jatim yakni pertanian, industri dan perdagangan. Di bidang pertanian yakni dengan meningkatkan edit value pertanian dari on farm ke off farm. Dalam bidang industri yakni melalui fasilitasi substitusi impor bahan baku (KPD sebagai bisnis agregator), serta dalam bidang perdagangan dengan memperkuat captive market antar daerah dan membuka pasar non konvensional di luar negeri serta investasi.
Sebelumnya, Plt. Ketua Umum KADIN Jatim, Ir. H. Deddy Suhajadi, EK menyampaikan bahwa Rapimprov ini akan membahas beberapa isu strategis. Hasil dari rapat ini akan dibawa pada rapim nasional yang akan berlangsung tanggal 30 November – 2 Desember di Jakarta. Salah satu yang dibahas adalah terkait konsolidasi organisasi untuk memperkuat internal KADIN. Selain itu, Rapimprov ini juga akan membahas program kinerja Tahun 2017.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Korwil KADIN Indonesia, Irwan Adi Hasman menyampaikan bahwa peran KADIN sangat vital dalam perkembangan ekonomi. Dibutuhkan peningkatan peran KADIN baik di pusat maupun daerah. Penguatan KADIN terutama dalam membangun dunia usaha yang kuat untuk meningkatkan daya saing ekonomi nasional dan daerah. Implementasi kebijakan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kinerja investasi ke depan, berbagai tantangan harus dihadapi termasuk kebijakan dari presiden AS terpilih serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa dan melemahnya ekspor impor. Untuk menjaga kestabilan, lanjutnya, Pemerintah diharapkan meningkatkan pembangunan infrastruktur.
Dalam acara ini juga dilakukan penyerahan sertifikat kompetensi UMKM bidang pengelolaan usaha mikro kepada 5 perwakilan UMKM secara simbolis oleh Ketua KADIN Jatim, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang pengembangan pusat integrasi bisnis Jatim antara KADIN Jatim dengan Suncity Biz. Serta, penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) tentang dukungan aplikasi program bagi UMKM Jawa Timur antara KADIN Jatim dengan Meeber Technology Indonesia.
Rapat Pimpinan KADIN Jatim kali ini mengambil tema “KADIN Jawa Timur Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah, dengan subtema Kebijakan Pemerintah dalam Mendorong Dunia Usaha dan UMKM agar Berdaya Saing”. Acara ini dihadiri oleh dewan penasehat, dewan pertimbangan, pengurus dan anggota KADIN dari kab/kota di Jatim. (**).